Sabtu, 11 Juli 2009

@CINTA MONYETKU TERTINGGAL DI TAMANSARI

Ditulis atas pesanan Mas Iqbal
By Rofi Widiastuti


“ Cepetan Bal...mereka dah nunggu!”, teriak Izzy tidak sabaran. “ Iya..bentar..tadi habis bare kamar mandi soalnya. Ini lagi pakai baju”. Jawabku tak kalah gusar. Bayangan senyum manis anak itu yang kulihat di perkemahan songsong ramadhan tahun 1990 membuat kesabaranku menipis. Tetapi dilain pihak aku tak berdaya menghadapi antrian mandi anak-anak asrama. Heran anak cowok mandinya pada lama bener. Ngapain aja ya dikamar mandi? Padahal aku..set..set...byur..tiga kali pakai gayung dah selesai. Jaman gini yang serba kilat mestinya jadi idola. Surat kilat, mandi kilat, belajar kilat, mengaji kilat dan ceramah kilat. Dengerin ustadz kasih kuliah tujuh menitpun kilat. Semisal tepat neh, 2 menit dengerin, 5 menit aku dah ngacir kealam mimpi. Tapi mana ada kultum kilat di Muallimin. Boro boro 7 menit, paling cepet tuh ustadz 15 menit baru kelar. Tapi i still love kilat. Untung aku ga ditaksir ama kilat halilintar. Ah mulai dah lebay. Kebiasaanku yang paling terpuji.
Sambil berdendang , selesai juga aku mengancingkan baju. Kulihat Izzy dah bermuka hantu didepan pintu. Senyum manis segera kuberikan padanya, ”Iya zy...tingggal sentuha terakhir neh”. Kusaut parfum seharga 5000 rupiah yang kubeli di Naga Mas dengan sisa uang jajanku. Ffuhhh dah wangi dah beres. Siap menjemput kencan si pemilik senyum manis anak Muallimat dari Jember. Lokasi kencan telah ditentukan. Taman Sari deket pasar ngasem. Lokasi yang tidak umum bagi anak-anak berkencan. Biasanya pada ngambil lokasi alun alun utara. terlebih di Jumat pagi kayak gini. Pasti penuh tuh dengan gerombolan anak muallimin muallimaat yang lagi olahraga. Lari paginnya cuman muterin alun-alun sekali doang. Padahal pemanasannya lama banget kayak mau marathon. Sekali puteran sambil ngos ngosan tidak lupa melempar lirikan dan senyum manis pada kumpulan anak muallimaat yang lagi melintas. Jika ada yang ditaksir, besoknya mulai cari cari informasi gebetan. Alamat surat bakal menyusul ke asrama berikut. Modus operandi yang sangat dihafal dan sebagai keahlian yang turun temurun dikalangan anak muallimin. Aku ga pengen menggunakan modus yang biasa. Selain tidak elegan karena pasaran, bagaimanapun aku mesti menjaga citra keluargaku yang cukup dikenal sebagai ”anak baik baik” dikalangan muallimin muallimaat. Tapi disii lain aku juga memiliki dorongan khas remaja, tertarik dengan lawan jenis.
Penampilanku dan Izzy Jumat pagi itu terasa aneh. Disaat yang lain memilih berolah raga atau yang mandi biasanya akan beraktifitas di SKM, kami dengan pakaian super rapi dan licin plus wangi, melenggang penuh misteri. Ngomong-ngomong soal pakaian licin, aku nyetrika pakaianku ini berulang ulang sampai halus sekali. Kukasih hanger dan deketin kapur barusnya. Jadi kebayang sekarang pas make, campuran bau kapur barus ma minyak wangiku. ffuhhh kombinasi yang sangat pas untuk membuat bidadari pingsan dalam pelukan. Bau banget. Tapi sutralah..yang penting pede,
Sampai di Tamansari kulihat masih sepi. Ya iyalah..jam 6 pagi sapa yang mau piknik. Emang dasar kami aja yang kerajinan datang. Berangkat dari Muallimin sejak subuh subuh dan kemudian berjalan kaki menuju tamansari. Ayam jago juga kalah dari kami soal disiplin ini. Sebelum subuh aku dah bangun. Mematut baju yang akan dipakai. Memeriksa isi dompet sapa tahu butuh bayarin lopis di ujung utara jalan dekat pasar ngasem. Makanan andalan karena murah meriah. Makanan yang mahal kagak kuat kebeli dengan wesel yang cekak. Lumayan masih ada ceban didompet. Kalo kepepet nanti ngutang Izzy dulu. Setelah sholat subuh yang kilat, aku antri mandi. Tapi dasar apes, tadi sempat ketiduran kilat. Akhirnya baru dapet jatah mandi setelah antri.
Perjalananku menuju Tamansari melintasi Pasar Ngasem yang sudah lumayan ramai aktivitasnya. Pasar yang menjadi pusat penjualan unggas di Yogyakarta terutama burung. Para penjual pasar sedikit memperhatikan kami. Senyum mereka nanggung. Kentara antara ingin menawarkan dagangan burung-burungnya, tetapi tidak ikhlas karena yang ditawarin kok wajah-wajah yang mengisyarakan model yang cekak duitnya. Mana gelagat kami menambah kecurigaan mereka. Antara malu-malu tapi mata belingsatan. Terlebih kalau mau belanja kok serapi dan sewangi ini. Mereka pikir barangkali sekarang pencuri burung sudah berubah gaya demi mempermulus operasi. Demi menyadari kemungkinan kecurigaan tersebut, agar meminimalkan kemungkinan keroyok massa, kami obral senyum pagi itu. Tak disangka sama sekali kami sukses besar. Nyatanya dengan jaminan diskon 100 persen, senyum kami laris manis. Laris dicuekin! Dengan harga diri yang hancur dan porakporanda oleh reaksi itu, kami mencoba melenggah gagah meski keringat bertotol segede jagung. Uji nyali. Takut diuber beneran karena lambat laun muka kami memang ga bisa dibedain lagi ma tukang copet, kami berjalan sambil merapalkan mantra melarikan diri. Akhirnya, setelah waktu 40 menit yang seakan tiada akhir, kami sampai juga di Tamansari. Ya Allah ujianMU ternyata belum berakhir juga. Mau naik keatas saja mesti berjuang mendaki. Sudahlah emang sih di Muallimin ga ada fasilitas olahraga panjat tebing, maka kuanggap sajalah ini latihan gratis. Serasa hari itu aku benar benar menjadi pejuang cinta. Hadiahnya istimewa. Sinergi kapur barus, minyak wangi dan keringat beraksi sempurna. Membuat orang dalam radius 1 meter dijamin menggelepar tak tahan. Baunya nyaris seperti sampah yang teronggok 4 bulan. Izzy saja sejak tadi kembang kempis hidungnya. Tapi entah karena memang bau atau lobang idungnya yang emang gede sampe butuh asupan udara yang banyak.
Tamansari ini adalah lokasi yang sangat bersejarah dan dijadikan heritage untuk Yogyakarta. Awalnya ini adalah salah satu istana raja. Sayangnya tahun 1990 ini kondisinya memprihatinkan. Banyak bangunan hancur yang belum direnovasi. Batu batu masih disana sini dengan coretan tangan jahil yang membuat keindahan tempat ini ternoda. Lumut bersuka cita menghiasi dinding dan batu yang serasa tak terkelola. Padahal tempat ini menawarkan keindahan bangunan karya seni yang luarbiasa. Ada lorong menuju pemandian putri putri keraton dan ada bekas sumur gumuling. Arsitek jaman dahulu ternyata memiliki inovasi yang sangat baik dalam mendesain sebuah istana. Sayangnya istana ini tidak lagi memiliki atap. Barangkali kalau ada judul sinetron, Istana Tak Beratap, maka lokasi ini akan sangat pas.
Ketika aku sampai ditempat itu, pemilik senyum manis itu belum menunggu. Memanfaatkan waktu, aku ingin menjelajah tempat ini dikunjungan pertama sekarang. “ Kita naik keatas yok Zy...liat diatas ada apanya!”, ajakku pada Izzy. Dengan mengangguk setengah terpaksa, Izzy mengikuti langkahku. Sampai diatas subhanallah, indahnya pemandangan ini. Dari tempat ini aku bisa dengan bebas mengedarkan pandangan membedah kota Jogja. Atap atap coklat khas genteng tradisional dari tanah mendominasi hiasan dari atas atap Tamansari ini. Kuhirup sepuas puasnya udara jogja yang masih murni dipagi ini. Stress dengan banyaknya pelajaran yang mesti dihafal dan dipelajari selama ini di Muallimin seolah menguap. Dikejauhan terdengan sepoi lagu Nike Ardilla, Bintang kehidupan. Amboiiiiii indah rancak hidup ini.Pagi yang sangat bersahabat denganku. Terlebih ketika Izzy menepuk pundakku bersemangan, “ Bal..Lihat mereka datang”. Aku menoleh pada arah yang ditunjuknya. Ah ya...dua bidadari sedang menuju ke arah kami. Si Pemilik senyum manis itu dan seorang lagi adalah pacarnya Izzy. Izzy menarik tanganku mengajak turun menuju kedalam area Tamansari. Menuju Sumur Gumuling.
Tiba-tiba aku merasa ada yang tidak beres denganku. Kakiku yang awalnya baik-baik saja tiba tiba bergetar hebat. Sampai sampai aku hampir tergelincir ditangga. Dadaku berdetak kencang . Jantungku agaknya bekerja rodi meski sumpah aku ga nyuruh begitu. Tanganku seperti orang yang kedingingan. Langkahku seperti membawa berat 1 kuintal di punggungku. Olala..sindroma cinta monyetkah ini? Semakin dekat aku semakin tak berdaya. Gugup aku duduk disalam satu tangga. ”Kita tunggu sini aja ya Zy. Nanti toh mereka kesini.”, pintaku pada Izzy. Alasan sebenarnya aku ga sanggup jalan lagi. Sumpah kakiku gempor rasanya. Malu-maluin sebenarnya. Preman di Muallimin kena demam panggung. Hiks..mengenaskan!
Ketika akhirnya mereka sampai didepan kami, Izzy mengambil inisiatif pembicaraan. ”Iqbal, kami kesana dulu . Kamu sama Tata dulu ya.”. Baru saja mulutku membuka ingin menyatakan keberatanku, Izzy dan ceweknya memisahkan diri menuju tangga yang lain di ruangan yang sama. Tinggalah aku dengan sisa tenaga dan wajah serupa kepiting rebus. ”em...a...u..i...e..o...”ucapku tak jelas. Catat, kalau dulu waktu bayi kata kata yang pertama kuucapkan adalah ma..ma..ma.., maka pengalaman cinta pertamaku ternyata mesti dihiasi dengan mengabsen huruf vokal. Mungkin kuatir kalau aku kemudian akan mengabsen huruf konsonan, si pemilik senyum manis itu, Tata, membuka suara, ” Suratnya sudah diterima?”. ” Sudah.”, jawabku tertunduk. Sejujurnya Tata memang yang memiliki inisiatif pertemuan ini. Melalui kurir adiknya Izzy yang sekolah di Muallimaat, Tata mengirimkan surat perkenalan dan persahabatan. Embrio yang menetas menjadi pertemuan ini. Sejenak hening karena kami tidak tahu harus membiacarakan apa lagi. Bicara disurat dan bicara langsung ternyata sangat jauh berbeda. ” Kamu asrama siapa?” Tanyaku kemudian memecah kebisuan kami. ” Aku asrama Bu Sa’adah. Kalau di Muallimin asramanya jadi satu atau kayak kami terpisah pisah?” Sambil bertanya, Tata melemparkan kerikil didepannya. Hiya, pertanyaan retoris. Aku yakin dia sebenarnya tahu jawabannya. Tapi aku jawab juga daripada bingung mau ngomong apa. Basa basi banget pada awalnya. Lambat laun, kebekuan komunikasi kami mencair. Kami bisa menemukan topik obrolan lain yang nyambung. Ngobrol jadi ga terlalu garing banget.
Akhirnya jam sembilan kami mengakhiri pertemuan itu. Hari itu aku puas banget menikmati senyum manis. Tiap jumat kami akan bertemu. Aku akan menggunakannya untuk mencoba merenda kasih dengannya.

***

Jenuh aku mendengarManisnya kata cintaLebih baik sendiriBukannya sekaliSeringku mencobaNamun kugagal lagiMungkin nasib iniSuratan tangankuHarus tabah menjalani
Lagu Bintang Kehidupan Nike Ardilla sedang hits saat ini. berdendang dengan sepenuh hati, aku mempersiapkan diri untuk pertemuan Jumat Pagi. Ini adalah pertemuan kami yang ke 6. Rencananya, besok aku ingin nembak dia. Semalam aku sudah berkonsultasi pada para suhu yang memiliki ilmu berlebih dalam dunia perpacaran. Aku memilih hati hati kontak dengan orang orang ini. Mereka di Muallimin dianggap anak nakal. tetapi dalam urusan beginian, dijamin jam terbang mereka lebih tinggi daripada ketua SKM. Lagi bosan saja ngurusin kegiatan sekolah. Kalau tidak rapat, ya pengajian. Muter segitu doang. Terlebih saat ini hatiku sedang berbunga bunga menyambut cinta pertamaku. Jurus-jurus mengungkapkan cinta telah kukantongi dengan sempurna. Tinggal dipraktekan saja nanti. Bagiku mudah saja. Berbagai praktek toh telah kulakukan di Muallimin. Praktek Sholat, Praktek Mengaji, praktek mengajar sampai praktek membuat para ustadz mengejar-ngejar keliling asrama 1 Muallimin yang sangat luas pernah aku lakukan. Saat itu aku ma teman-teman ketahuan mbolos. Para Ustadz yang sangat menyayangi kami tak ikhlas dan ingin menangkap basah kelakuan kami. Tidak ingin menjadi terdakwa yang artinya digundulin, maka kami menguji kemampuan lari marathon yang dilatih tiap jumat pagi. Alhasil terjadi pengejaran yang super dasyat yang berakhir menjadi pertarungan paling menghebohkan abad ini. Sayang nasib kami sedang dibawah naungan kebenaran sehingga karir para ustadz tetap bisa dipertahankan dengan sukses. Alias kami ketangkap dan dihukum. Sialnya ada temenku yang beruntung. Nasib baiknya membuat dia lolos dan dengan enaknya mencuci sembari menyaksikan kami seperti cacing yang kepanasan, yang kekurangan oksigen, yang dehidrasi dan ampir sekarat kehausan. Kehidupan diasrama memang penuh dengan ketegaan yang mengharukan seperti ini. Olala.
Jumat pagi. Persiapan beres, kali ini gantian aku yang nyamperin Izzy kekamarnya. Dia lagi asyik ngobrol dengan teman sekamarnya. Gila aja tuh anak, neh sudah jam 5. Pamali bisa bikin hoki jadi males menghampiri. ” Izzyyyyyyy!”, teriakku kenceng. Meski sudah 5 oktaf bunyi kuperdengarkan, yang dimaksud masih kalem aja. ” Ada apa bal?” tanya Izzy kalem. Gubrakk!! Event sepenting ini dia kagak ingat? ” Ini hari apa?” tanyaku memancing reaksinya. Kuharap dengan isyarat pertanyaan itu, Izzy faham dan ingat agenda penting kami. ” Jumat. Trus kenapa? ” . Haduh seperti ingin meledak kepalaku. ”Gila lho ya...hari gini lo lupa. Sekarang rencana besarku!”. Saking bersemangatnya aku lupa ada kuping lain yang sedari tadi pasang antena. Dalam radius kurang dari satu meter, dengan radarnya yang super sensitif segera memberikan respon. ”Ada apa sih?”. Selidik teman kamarnya Izzy ingin tahu. Segera kutarik Izzy kekamarku. Bakalan jadi gosip besar kalau kubiarkan yang lain tahu. Meski sebenarnya di Muallimin biasa ada support grup bagi para jombloers. Dipanas panasin supaya berani ngedeketin cewek dan macarin. Tapi buatku ya resikonya cukup tinggi. Kakakku adalah salah satu pengurus SKM. Bisa nyap nyap dia kalau tahu adiknya pacaran. Ikut menurunkan citra yang telah dibangun bertahun tahun. Aku memang bandel tetapi aku juga tidak ingin saudaraku menanggung dosa yang aku buat. Bijaksana sekali ya diriku. Narsis dot com.
Tangan Izzy yang kucengkram erat mulai berontak. “ Apa sih Bal? “ Tanyanya seolah tak mengerti. Sialan ni anak, dia kayaknya lagi ngerjain aku. Aku menatap matanya tajam. Ingin rasanya menelan bulat bulat tubuh montoknya. Lumayan mungkin setahun aku ga perlu makan dan bisa hibernasi. Melihat mataku yang melotot kayak orang kesurupan, Izzy tidak bisa menahan tawa. “ Iya deh...kamu kok kayak mau perang aja sih?”. Ledek Izzy penuh kemenangan. “ Ini pengalaman pertamaku Zy. Persiapan yang baik kan akan membantuku mengatasi kemungkinan terburuk.”, Keluhku. “ Ha..ha...ditolak? Ya kalau ditolak deketin yang lain kan beres. Lagian Bal, kalau dia emang ga suka sama kamu, kenapa dia kirim surat duluan? Kenapa dia mau kamu ajak ketemuan tiap jumat? Kamu ni aneh ya? “ Urai Izzy meyakinkanku. Biarpun nilai Izzy kehancurannya lumayan parah dibandingkan aku, tetapi kali ini analisanya sangat masuk akal. Kalau begitu, aku siap tempur. Tata, i will come to you. Bergegas kami melangkah ke Tamansari. Disana Tata telah menunggu bersama pacar Izzy. Semuanya terlihat sangat aman. Cuaca cerah. Situasi Tamansari tidak terlalu ramai. Semua kemungkinan terburuk tidak menampakan tanda-tanda. Izzy yang sangat faham agendaku, segera memisahkan diri begitu tiba.
Segera kusapa Tata. “Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa barakatuh”. Sapaan yang sungguh menyejukan. Jika para Ustadz melihat peristiwa ini, sebetulnya saat yang tepat untuk mengambil pembelajaran. Datang, lihat, pelajari dan ditiru kalau perlu. Jangan-jangan sakin sibuknya ngejar-ngejar anak-anak bandel langganan kayak aku gini, mereka jadi kuper dan ga tahu caranya ngedeketin cewek. Mereka kayaknya mesti belajar dari aku soal ini. Imbalan yang akan kuminta tidak banyak.Cukup nilai bagus untuk pelajaran yang aku ingin membolos. Aku bisa bilang inilah contoh sebuah pacaran islami yang selama ini dicari-cari konsepnya. Dibuka dengan salam dan ditutup dengan salam pula. Barakah Allah atasmu sekalian. Perkara diantara salam dan salam itu ada yang lain-lain urusan nantilah. Tapi sumpah, aku sama Tata ga ngapa-ngapain kecuali saling senyum malu. Biasanya model pacaran anak Muallimin Muallimat kan emang gini doang. Mau yang bagaimana lagi? tempat terbuka kayak gini bakalan ditimpukin orang kalau berbuat yang agak senonoh. Kalau senonoh sekalian mungkin malah dibiarin kali ya. Ditonton malahan. Dikira lagi orang yang lagi liburan dari RSJ Pakem. Gaya pacaranku mirip engkong Benyamin Sueb Almarhum. Kalau suka nonton film engkongku Benyamin Sueb ama Ida Royani, kayak gitu gambaran pacaranku. Persis. Malu-malu saling memandang dan berpegangan tangan sesekali. Karakter Benyamin boleh dibilang sama dengaku. Cengiranku aja mirip banget ama doi. Kagak jauh buah jatuh dari pohonnya. Cuman sekitar seratusan kilometer atau 3 jam perjalanan doang. Deketkan? Sayang nasibnya lain. Dia bintang film terkenal sementara aku bintang para pecundang.
Aku mengajak Tata mencari tempat duduk yang enak. ” Lagi ngapain tadi? ”. Basa basiku mulai keluar. ” Biasa aja. Tidak ada yang terlalu khusus sih.”. Jawab Tata lembut. ” Ada masalah apa kok mukamu kelihatan sayu begitu?” Pancingku perlahan. Menurut Kitab yang diajarkan Suhuku bahwa sebaiknya mengeluarkan pertanyaan dan pernyataan yang membuat cewek mengira bahwa cowok yang dihadapannya adalah tipe romantis dan perhatian. ” Ah masak sih sayu? ” Jawab Tata Manja. Yes, seperti mendapat angin, segera kuraih kesempatan itu. ” Oh ya, jelas banget kok. Matamu tuh yang bilang begitu. Aku seneng melihat matamu yang bening. Indah. Tapi kali ini kok kelihatan lain. ” Rayuku bersemangat. ” Kamu sampe segitunya merhatiin aku? Kamu kenapa perhatian sekali sih sama aku? ” Tanya Tata penasaran. Nah sekarang doi sudah masuk perangkap. Ini kesempatan emas yang sudah kutunggu tunggu. Setelah pelajaran cinta berminggu minggu. Pernyataan sakti ” aku cinta kamu” yang kurapal dan hapal 100 kali tiap mau tidur. Mimpi-mimpi yang menghantui tiap malam. Sholat tahajud yang selalu kulakukan tiap malam jumat doang. Doa-doa yang tak putus kulantunkan. Inilah jawabannya. Inilah waktunya. ”Ehm..ehm..begini Ta...a..i..u..e..o..”. Jiah..kok malah ngabsen lagi. Mati aku. Bagaimana bisa aku keselek kagak bisa ngomong begini? Biji kedondong kayaknya pindah ke tenggorokanku deh. Sumpah aku ga bisa ngomong apa-apa. Duhai mantra cintaku kemana dirimu? Duhai Tuhanku, tolonglah daku. Kenapa ini balasan atas segala usahaku? Tak adil oh tak adil. ”Kenapa Bal?” Tanya Tata heran. Aku ga bisa jawab pertanyaan Tata. Boro-boro jawab, satu huruf aja susah bener mau bilang. Mau pingsan aku rasanya. Gemetaran seluruh tubuhku kayak kena setrum waktu aku nyenggol kabel setrikaandi asrama yang terkelupas minggu lalu. Ini lebih parah. ”Kamu sakit Bal? Kok ampe keringatan gini?” Tanya Tata kembali. Dodol bener dah. Aku berjuang sekuat tenaga lepas dari tekanan ini. Percuma nanti semua usahaku selama ini. Kegagalan ini akan menghantuiku sepanjang hidup. Aku akan mencap diriku sendiri pecundang sejati. Izzy akan mengejekku sepanjang jaman. Duhai dosa yang tak akan berkesudahan. Aku tak sanggup menerima azab ini. Segera aku menghela napas panjang. Aku harus bisa. ”Ta, aku kepingin kita pacaran seperti temen kamu ituh” Akhirnya datang juga. Kalimat pernyataan cintaku. Meski tidak persis dari yang telah kupersiapkan tetapi bolehlah. Yang penting ga jadi pingsan dah. Dengan berdebar kutunggu jawabannya. Tata kembali tersenyum. Tapi kali ini senyumnya ga terlalu mempesonaku lagi. Aku nervous kembali menunggu jawabannya. ”Iya Bal.” Jawab Tata singkat. Ya Allah terimakasih atas anugerahmu. Akhirnya aku punya pacar juga. Leganya...
***

Setahun berlalu. Aku kembali lagi kesini. Ke Taman Sari yang penuh kenangan. Tapi kali ini aku sendiri. Izzy tidak lagi bersamaku. Aku ingin mengingat kenangan itu untuk terakhir kalinya. Hubunganku dengan Tata tidak lagi bisa dipertahankan. Minggu lalu aku menerima surat darinya.

Dear Iqbal...
.....aku merasa ada yang hilang dalam hubungan kita. Aku merasa kamu tak lagi memiliki perhatian yang sama. Seperti yang pernah kurasakan dan kukagumi pada masa sebelumnya. Sungguh aku tak tahu apa yang salah...

Yours truly,
Tata

Aku memutuskan tak membalas surat itu. Aku merasa kami tak sejalan lagi. Aku tak lagi memahami perhatian apa yang ia butuhkan. Setelah semua apa yang telah kulakukan. Aku akhirnya memilih menyerah. Memecang kenangan menjadi keping-keping yang berserakan. Disini di Tamansari. Hari sudah semakin siang. Tak ada gunanya aku disini lagi. Episode cintaku telah berakhir. Bergegas aku menuju alun-alun selatan. Disana telah menunggu Izzy bersama Pacarnya dan Sita. Nama yang terakhir adalah kecengan terbaruku. Aku siap memulai episode alun-alun selatan. Kisah Playboy cap kabel iqbal barusaja dimulai.

Hanya satu keyakinankuBintang kan bersinarMenerpa hidupkuBahagia kan datang ..oh oh


Tugas saya sudah kutunaikan Mas Iqbal...

MENYONGSONG BULAN RAMADHAN

Setiap kali menjelang Ramadhan, saya jadi teringat kisah para sahabat Rasulullah saw. Mereka selalu bergembira menyambut kedatangan bulan puasa itu. Kegembiraan terpancar di wajah dan ucapan-ucapan mereka. Dengan wajah berseri-seri mereka mengucapkan "Marhabanya Ramadhan. . . "

Kenapakah mereka demikian bergembira menyambut datangnya Ramadhan? Apakah yang bakal mereka temui dan mereka dapatkan selama berada dalam bulan tersebut?

Agaknya, kegembiraan itu disebabkan oleh pengetahuan mereka bahwa Ramadhan adalah bulan yang banyak membawa berkah dan manfaat buat kehidupan manusia. Manfaat dan berkah yang tidak pemah mereka dapatkan sepanjang tahun di luar Ramadhan. Karena itu, di akhir Ramadhan, biasanya para sahabat juga merasa sedih dan kehilangan karena bulan yang penuh manfaat dan berkah itu bakal segera. berlalu.

Setidak tidaknya ada 4 manfaat yang bisa diperoleh umat Islam lewat bulan Ramadhan. Yaitu, manfaat yang bersifat lahiriyah berupa kesehatan, dan ketajaman serta kejernihan berpikir. Manfaat batiniah yang bersifat meneguhkan keyakinan dan pengendalian diri dalam mengarungi kehidupan.

Manfaat sosial yang berfungsi membangun kembali sendi-sendi kehidupan sosial agar diperoleh format kehidupan kolektif yang adil dan sejahtera. Serta manfaat spiritual berkaitan dengan kedekatan kita kepada Allah Sang Pencipta, sebagai puncak dari tujuan hidup dan ibadah kita.

Semua manfaat itu bisa dirasakan langsung oleh orang-orang yang beribadah pada bulan Ramadhan, yang menjalaninya dengan faham dan sungguh-sungguh. Kuncinya adalah 'kefahaman dan kesungguhan' dalam menjalani puasa. Bukan sekadar ikut ikutan, sehingga cuma mendapat lapar dan dahaga saja ...

1. Mesin Proses yang Hebat
Bulan Ramadhan adalan bulan yang luar biasa. Saya menyebutnya sebagai 'mesin proses yang hebat'. Kenapa demikian? Coba bayangkan, hanya dalam waktu satu bulan, seseorang bisa berubah dari tingkatan beriman menjadi tingkatan bertakwa. Begitulah jaminan Allah di dalam firmanNya.
QS. Al Baqarah (2) :183.
“Wahai orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang yang terdahulu mudah nudahan kamu bertakwa.”

Ayat ini menggambarkan secara jelas, bahwa puasa bisa menjadikan seseorang dari tingkat iman berubah menjadi tingkatan takwa hanya dalam sebulan. Memang di situ ada kata-kata. "mudah mudahan" bertakwa. Artinya tidak semua orang yang berpuasa Ramadhan bakal menjadi orang yang bertakwa. Ada peluang untuk tidak berhasil. Namun, semangat ayat itu adalah mendorong agar kita menjadi orang yang bertakwa lewat proses berpuasa.

Mana ada suatu program pelatihan sehebat apa pun yang memberikan jaminan bahwa hanya dalam waktu 1 bulan bisa merubah kualitas kepribadian dari sekadar 'faham dan yakin' (iman) menjadi 'terkendali' (takwa)? Hanya puasa Ramadhan saja yang bisa diharapkan merubah seseorang sebagaimana ayat tersebut di atas. Kalau diibaratkan sebagai sebuah mesin, maka bulan Ramadhan benar-benar sebuah mesin proses yang hebat.

Kenapa Ramadhan bisa memberikan perubahan sehebat itu? Karena puasa. menggarap hal-hal yang sangat mendasar dari keimanan seseorang. Keimanan bertumpu pada keyakinan. Keyakinan bertumpu pada kefahaman. Dan kefahaman bertumpu pada proses-proses keilmuan alias pembelajaran (iqra).

Orang yang sudah memiliki keyakinan semacam itulah yang menjadi 'bahan baku' mesin puasa. Dengan bertumpu pada keyakinan yang kuat, maka proses peningkatan kualitas itu akan bisa berjalan dengan akselerasi yang luar biasa.

Maka, tingkatan proses yang berlangsung adalah sebagai berikut:
1 Pada tingkatan yang paling dasar Allah memancing kita untuk memahami makna-makna yang terkandung dalam ibadah puasa. Hal itu dikemukakan Allah berikut ini.
QS. Al Baqarah : 184
“... Dan berpuasa adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”

2 Kefahaman atas makna puasa itu diproses untuk menjadi keyakinan alias keimanan.
QS. At Thalaq (65): 10.
“Allah manyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal, (yaitu) orang orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu”

3. Keyakinan alias keimanan itu lantas dipoles menjadi keikhlasan dalam menjalankan ibadah puasa.
QS. Al Baqarah (2) : 184.
“Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan krbajikan, maka Itulah yang lebih baik baginya.”

4. Dalam proses amalannya (saat menjalankan puasa), keikhlasan tersebut mesti digabungkan dengan sabar dan tawakal.
QS. Al Hajj (22) : 35
“(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhariap apa yang menimpa mereka orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka

5. Campuran antara keikhlasan, kesabaran dan tawakal akan menghasilkan kualitas berserah diri kepada Allah.
QS. An Nisaa'(4):125
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mangambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”

6. Penyerahan diri kepada Allah itu bakal menghasilkan mekanisme kontrol yang sangat hebat dalam diri seseorang. Itulah yang disebut sebagai Takwa. Dimana kita telah membahas efek takwa bagi kehidupan seseorang di bagian sebelum ini.


2. Proses 3 Tahap
Untuk merubah kualitas seseorang dari Iman menjadi Takwa dibutuhkan 3 tahap. Masing-masing sekitar 10 hari. Rasulullah mengatakan bahwa puasa Ramadhan selama sebulan itu dibagi menjadi 3 tahap. Yaitu, sepuluh hari pertama berisi Rahmat. Sepuluh hari kedua berisi Ampunan alias Maghfirah. Dan sepuluh hari terakhir berisi dengan Nikmat.

Dalam konteks 'penyembuhan' yang kita bahas di depan, 3 tahap proses ini menemukan kesamaannya. Yaitu, proses detoksifikasi alias penggelontoran racun, proses rejuvenasi atau peremajaan, dan proses stabilisasi atau pemantapan kondisi. Hal ini bisa bermakna lahriah maupun batiniah sekaligus.

Secara lahiriah, tiga tahapan dalam puasa Ramadhan itu menggambarkan terjadinya proses penyeimbangan kondisi kesehatan tubuh seseorang. Saya pernah mengadakan pengamatan sederhana terhariap sejumlah kawan-kawan yang berpuasa pada bulan Ramadhan tahun lalu.

Sebelum memasuki puasa Ramadhan, kami beberapa orang termasuk saya melakukan check kesehatan di laboratorium untuk mengukur kadar asam urat, kolesterol, gula darah dan SGOT/ SGPT Kami ingin membandingkan kondisinya dengan setelah melakukan puasa.

Maka yang terjadi sungguh menarik untuk dicermati. Dan saya ingin melakukan pendalaman lebih lanjut tentang efek puasa Ramadhan terhariap kondisi kesehatan seseorang.

Namun secara umum, tiga tahapan puasa di atas memang terjadi. Dalam pengamatan itu, saya menemukan kesimpulan bahwa 10 hari pertama, kondisi kesehatan kami mengalami proses detoksifikasi alias penggelontoran racun besar besaran. Prosesnya memang bisa berbeda beda pada setiap orang. Namun secara umum terjadi penurunan kadar kolesterol, asam urat, gula darah dan SGOT/ SGPT secara dramatis.

Misalnya, di antara kami ada yang sebelum puasa itu memiliki kadar kolesterol sangat tinggi. Kadar kolesterol total 245 (normalnya di bawah 200 mg/dl), HDL cuma 42 (normalnya di atas 55 mg/dl), LDL mencapai kadar 'tak terhitung' (normalnya lebih kecil dari 150 mg/ dl), dan TG sebesar 513 (normalnya 30 150 mg/dl).

Setelah berpuasa selama 10 hari pertama, kami melakukan cek ulang ke lab. Hasilnya sungguh menarik. Kolesterol totalnya turun menjadi 216. HDL yang terlalu rendah meningkat menjadi 55. LDL yang terlalu tinggi (tidak terhitung) menjadi normal kembali sebesar 111. Dan Trigliserida yang 513 turun menjadi 249.

Proses detoksifikasi yang terjadi selama puasa 10 hari pertama itu ternyata sangat signifikan. Padahal, biasanya dalam kondisi tidak puasa, penurunan sebesar itu dilakukan dalam waktu 4 minggu menggunakan obat-obatan penurun kadar kolesterol. Itu pun harganya tergolong tidak murah. Lewat puasa, bisa dilakukan hanya dalam waktu 10 hari tanpa menggunakan obat sama sekali.

Badan melakukan fungsinya untuk melakukan penyeimbangan secara alamiah dengan sangat efektif pada saat kita berpuasa. Yang terlalu tinggi diturunkan. Dan yang terlalu rendah ditinggikan, secara otomatis.

Saat proses detoksifikasi itu biasanya kita merasakan kondisi yang kurang mengenakkan badan. Ada yang merasa lemas. Ada juga yang merasa. Pusing-pusing dan demam ringan. Atau, kadang dibarengi dengan diare ringan serta air kencing yang keruh. Semua itu normal saja, karena sedang terjadi penggelontoran racun secara besar-besaran dalam tubuh kita. Gejala-gejala itu biasanya hilang dalam waktu beberapa hari, setelah badan kita beradaptasi.

Pada 10 hari kedua, proses penggelontoran itu terus berlanjut. Tapi dengan kecepatan yang lebih rendah. Penggelontoran besar besaran hanya terjadi pada 10 hari pertama. Dan bersamaan dengan detoksifikasi berkecepatan rendah itu, mulai terjadi peremajaan pada bagian-bagian yang mengalami kerusakan. Sistem tubuh mulai mengarah pada keseimbangannya.

Cek laboratorium menunjukkan kecepatan penurunan semakin melambat. Pada hari ke 21, hasil lab memperlihatkan semua kadar kolesterol berangsur-angsur normal. Kolesterol total mencapai angka cukup ideal 182 mg/dl. Sedangkan HDL konstan pada 55 mg/dl. LDL semakin rendah mencapai 96 mg/dI. Dan Trigliserida menjadi 148 mg/dl.

Selain kolesterol, ternyata asam urat juga mengalami penyeimbangan kembali. Sebelum puasa, kadamya 7,7 (normalnya di bawah 7 untuk laki laki). Ternyata dalam 10 hari pertama pada orang yang sama asam uratnya turun menjadi 6,6. Dan pada hari ke 21 asam urat turun lagi menjadi 6,2.

Pada 10 hari terakhir, kondisinya menuju pada keadaan seimbang. Ada penurunan namun semakin rendah kecepatannya. Yang menarik, ternyata berat badan juga mengalami proses yang seirama.

Pada 10 hari pertama, berat badan mengalami penurunan cukup besar. Diperoleh data, bahwa sebelum puasa berat badan mencapai 70 kg. Ternyata, di hari ke 11 berat badannya turun sebanyak 3 kg menjadi 67 kg.

Pada hari ke 21, terukur berat badannya terus mengalami penurunan meskipun tidak sebesar periode pertama. la mengalami penurunan sekitar 1,5 kg menjadi 65,5 kg. Dan yang menarik, penurunan berat badan itu tidak berlangsung pada periode ketiga. Saat hari terakhir puasa, berat badannya justru naik kembali menjadi 66,5 kg. Sebuah berat badan ideal, karena ia memiliki postur dengan tinggi badan 169 cm.

Ternyata benar ungkapan Rasulullah saw bahwa dalam bulan Ramadhan itu kita bakal mengalami 3 tahap proses menuju keseimbangan kondisi secara alamiah. Tahap pertama rahmat, karena Allah membersihkan badan kita dari racun-racun yang membahayakan kesehatan lewat proses detoksifikasi.

Tahap yang kedua adalah maghfirah atau ampunan. Dalam 10 hari kedua itu Allah benar-benar memberikan ampunan kepada hambaNya yang berpuasa dengan mengembalikan kondisi badan yang tadinya mengandung banyak sampah metabolisme menjadi bersih. Dan kemudian meremajakan kembali bagian-bagian yang rusak.

Dan pada tahap ketiga, Allah menurunkan nikmatnya kepada orang-orang yang berpuasa dengan baik. Di tahap ketiga itu, badan kita berangsur-angsur menuju keseimbangan alamiahnya. Bahkan, berat badan yang tadinya mengalami penurunan, di tahap ini justru mengalami kenaikannya kembali untuk menuju kondisi normalnya. Maha benar Allah dengan segala firmanNya, sebagaimana disampaikan oleh RasulNya ...

Selain berdampak secara lahiriah, tahapan puasa dalam bulan Ramadhan itu juga tampak dalam aktivitas yang bersifat batiniah. Pada skala batiniah, tahapan puasa memberikan motivasi yang besar kepada orang-orang yang sedang menjalankan puasa.

Tahapan itu ada kaitannya dengan sabda nabi “barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan Iman dan penuh perhitungan, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu maupun yang akan datang.”

Sabda nabi ini mengarahkan kita agar tidak sembarangan dalam berpuasa. Ada dua hal yang dipersyaratkan, imanan dan wahtisaban. Yaitu 'memahami' dan 'selalu mengevaluasi pelaksanaannya'.

Nah, berkaitan dengan itu, kita mengevaluasinya dalam 3 tahapan, masing-masing 10 hari. Sebab efek puasa memang tidak langsung dirasakan hari itu juga, melainkan butuh tenggang waktu untuk mengukur dampaknya. Sebagaimana yang terlihat secara lahiriah, kurun waktu 10 hari itu juga telah memperlihatkan dampaknya.

Pada sepuluh hari pertama, sebagaimana dampak lahiriyahnya, puasa kita akan menggelontor berbagai macam penyakit hati. Apakah penyakit hati yang bakal tergelontor? Banyak. Di antaranya adalah suka berbohong, sering menipu, pemarah, pembenci, sulit memaafkan, serakah, sombong, riya', dan lain sebagainya.

Pada kondisi ini jika kita bisa 'menghancurkan' penyakit penyakit batiniah itu, maka dampaknya sungguh akan baik buat kebersihan dan kelembutan hati. Bahwa hati yang berpenyakit akan mendorong kualitas hati itu menjadi semakin jelek dengan cara mengeras, membatu, tertutup dan dikunci mati oleh Allah.

Maka, dengan puasa, sebenarnya kita sedang memproses hati kita agar semakin melembut. Caranya, begitulah, pada tahap pertama mesti bisa melenyapkan berbagai macam penyakit hati. Usahakan agar selama 10 hari pertama itu kita tidak 'mengamalkan' penyakit hati sama sekali. Puasa batiniah!

Jangan marah. Jangan berbohong. Jangan membenci. Jangan menipu. Jangan iri dan dengki. Jangan sombong. Jangan berkata yang tidak berguna. Bahkan, untuk 'berpikir' jelek pun jangan! Dan seterusnya.

Kendalikan sifat-sifat ini dengan kefahaman bahwa ini memang sifat yang merugikan siapa saja. Dan kemudian evaluasi terus, bahwa dari ke hari kemampuan kita mengendalikannya adalah semakin besar. Maka kalau kita bisa mengendalikannya selama 10 hari pertama, insya Allah kita bakal menerima rahmatNya, berupa, kondisi batiniah yang melembut.

Tiba-tiba saja kita begitu mudahnya untuk tidak marah. Begitu mudahnya untuk tidak berbohong. Begitu mudahnya untuk tidak dengki, iri dan sombong. Serta berbagai macam penyakit hati yang dilarang oleh Allah dan RasulNya. Ya, kita telah ketularan RahmatNya rasa mengasihi dan menyayangi orang lain dan siapapun di sekitar kita dengan sepenuh keikhlasan. Itulah 10 hari pertama dimana Allah menurunkan Rahmat bagi orang-orang yang baik puasanya.

Sepuluh hari ke 2 adalah ketika Allah menurunkan ampunanNya kepada hamba-hamba yang berpuasa. Ketika seseorang bisa mengendalikan dirinya untuk tidak berbuat jelek, tidak berkata buruk, dan tidak berpikiran jahat, maka sungguh ia telah memperoleh ampunan Allah.

Bahkan, ampunan itu bukan hanya sekarang saja, melainkan juga 'dosa-dosanya' di masa datang. Karena, sesungguhnya dia tidak akan berbuat dosa lagi lewat pikiran, ucapan, dan perbuatannya. la telah menjadi orang yang mampu mengendalikan dirinya.

Sepuluh hari yang ke 3, adalah saat-saat Allah mengkaruniakan Nikmat. Ya, betapa nikmatnya orang-orang yang telah mampu mengendalikan diri dengan baik. Selama 20 hari pertama dia telah mampu melatih dan membiasakan dirinya untuk tidak melakukan dosa-dosa yang membuat hatinya jadi 'keruh' dan mengeras.

Maka di sepuluh hari terakhir dia akan memetik kenikmatan. Apakah kenikmatan? Selama ini orang berpikir bahwa kenikmatan adalah terlaksananya segala keinginan yang menjadi cita-citanya. Padahal, definisi itu sangatlah rapuh. Mana mungkin ada orang yang terpuaskan atas keinginan-keinginannya. Apalagi, jika ia sangat menggebu-gebu dalam mencapai keinginannya.

Dia bagaikan mengejar fatamorgana. Seperti indah ketika masih jauh, tapi begitu didekati ternyata tidak seperti yang dia bayangkan. Begitulah manusia dalam mengejar kenikmatan. Ternyata, kebanyakan nikmat yang kita kejar adalah semu belaka.

Maka Allah mengajarkan kepada kita tentang kenikmatan itu. Bahwa kenikmatan yang sesungguhnya hanya bisa didapatkan lewat keimanan, sebagaimana Dia firmankan berikut ini.
QS. Ash Shaffat (37) : 148
“Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.”

Apakah keimanan? Sekali lagi, keimanan adalah kefahaman yang mengarah kepada keyakinan. Dan lebih khusus lagi, keyakinan itu terkait dengan kefahaman tentang Allah dengan segala sunnatullahNya.

Kenikmatan hakiki adalah kenikmatan yang diperoleh lewat kefahaman. Bukan karena emosi alias hawa nafsu belaka. Kenikmatan yang didasarkan pada hawa nafsu secara emosional adalah kenikmatan yang semu. Bahkan, memiliki potensi untuk merusak sebagaimana telah kita bahas sebelumnya: "kalau hawa nafsu di jadikan ukuran kebenaran maka rusaklah langit dan bumi dan segala isinya."

Maka, jika kita ingin memperoleh nikmat yang hakiki kita mesti memperolehnya secara iman lewat pendekatan akal. Bahwa kenikmatan adalah sebentuk manfaat yang terkait dengan kemampuan kita mengendalikan diri karena Allah semata.

Dalam kaitannya dengan puasa ini, maka di tahap 10 hari ke tiga itu, seseorang yang berpuasa, memang mulai bisa 'menundukkan' hawa nafsunya. Akalnya berfungsi lebih dominan dibandingkan kehendak emosionalnya. Dan lebih dari itu semua, ia melakukannya karena Allah semata.

Inilah kunci kenikmatan yang dijanjikan Allah kepada hamba hamba yang berpuasa pada etape 10 hari ke tiga. Setelah melewati masa 'penggelontoran' penyakit hati, dan masa 'pengampunan' dosa-dosa, maka orang yang berpuasa bakal merasakan betapa nikmatnya menjalani ibadah itu di akhir akhir Ramadhan.

la telah menemukan keseimbangan antara lahir dan batinnya. Antara fisik dan jiwanya. Maka, pada sepuluh hari terakhir itu seseorang yang berpuasa masuk ke tahapan spiritual. la sedang berproses untuk 'bertemu' Allah di dalam ibadah puasanya yang semakin intens.

Di sepuluh hari terakhir itu biasanya Rasulullah saw meningkatkan ibadahnya lebih hebat baik secara kualitas maupun kuantitas. Beliau biasanya masuk ke masjid untuk melakukan Itikaf, berkonsentrasi sepenuhnya dalam ibadah-ibadah yang semakin banyak dan khusyu untuk mencapai 'puncak' efek puasa. Inilah saat-saat terakhir yang sangat menentukan berhasil tidaknya puasa Ramadhan kita menjadi orang yang bertakwa.

Di sepuluh hari terakhir itu juga Allah menyediakan malam yang penuh barokah yaitu Lailat al Qadar. Yaitu malam yang digambarkan memiliki nilai sangat tinggi, lebih hebat dari 1000 bulan. Lebih jauh akan kita bahas di bagian berikutnya.

Sungguh, orang-orang yang bisa menjalani puasanya di sepuluh hari terakhir dengan baik, ia bakal menemui Lailat al Qadar yang penuh kenikmatan. Bukan hanya pada saat puasa Ramadhan, melainkan ia akan memperoleh pencerahan sepanjang hidupnya sehingga menjadi orang yang bertakwa orang yang dijamin Allah dengan berbagai kenikmatan ...

3. Bertemu Lailat al Qadar
Apakah yang disebut Lailat al Qadar itu? Informasinya disampaikan oleh Allah kepada kita lewat firmanNya berikut ini.
QS. Al Qadr: 1 - 5
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jbril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam Itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Allah mengatakan dalam firmanNya bahwa malam al Qadar itu adalah malam yang memiliki nilai lebih baik dari 1000 bulan. Betapa hebatnya. Bagaimanakah hal itu bisa dijelaskan? Kapankah turunnya malam itu? Dan bagaimanakah keadaannya?

Banyak tafsir yang menggambarkan turunnya malam al Qadar. Namun secara mendasar, kita bisa bertumpu pada ayat-ayat tersebut di atas.

Waktu turunnya al Our'an.
Di permulaan surat itu, Allah menjelaskan bahwa malam kemuliaan sebenamya adalah malam diturunkannya al Qur'an. Hal itu telah lama terjadi, yaitu sekitar 14 abad yang lalu. Ada yang berpendapat bahwa itu adalah saat-saat pertama kali turunnya al Qur'an. Yaitu ketika Rasulullah saw memperoleh wahyu untuk pertama kalinya digua Hira'. Dan setelah itu Al Quran diwahyukan secara berangsur angsur.

Namun, ada juga yang memiliki persepsi bahwa itu adalah saat saat turunnya al Quran secara keseluruhan ke muka bumi, sebelum diturunkannya secara berangsur angsur selama, 23 tahun. Hanya saja, persepsi ini kurang memperoleh pijakan dalam sejarah, karena wahyu Qur'an memang diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara bertahap.

Yang ketiga, ada yang mempersepsi bahwa saat turunnya al Qur'an itu bisa kapan saja, kepada hamba-hamba yang dikehendakiNya. Yang dimaksudkan disini bukanlah redaksi Al Qur'anNya, melainkan makna yang terkandung di dalamnya. Redaksi al Qur'an sudah turun sejak Rasulullah saw menerima wahyu, namun hikmah dan makna yang terkandung di dalamnya terus-menerus turun kepada orang-orang yang mengambil pelajaran dari Quran itu, sepanjang masa.

Dalam hal ini, Quraish Shihab memiliki penafsiran yang menarik bahwa ayat pertama surat al Qadr itu sebenarnya memiliki makna yang bersifat lampau alias masa lalu. Ini, katanya, terlihat dari tata bahasa yang digunakan:'Kami telah menurunkannya (anzalnaahu).

Kata ‘telah menurunkannya’ berarti telah terjadi dan tidak akan terjadi lagi di masa depan. Karena itu, malam kemuliaan al Qadar itu sebenamya sudah terjadi di jaman Rasulullah saw, yaitu saat diturunkannya wahyu al Qur'an untuk pertama kalinya.

Namun demikian, ketika Allah menjelaskan tentang turunnya malaikat ke Bumi, Dia menggunakan struktur bahasa yang berlaku untuk masa lalu dan masa depan : tanazzalul malaaikatu (turun para malaikat...'). Hal ini, kata Quraish Shihab, menunjukkan bahwa para malaikat tetap turun di hari-hari terakhir setiap bulan Ramadhan, untuk menemui hamba-hamba Allah yang berpuasa secara baik. Kenapa dikaitkan dengan Ramadhan? Karena di ayat lain Allah mengatakan bahwa al Quran memang turun di bulan Ramadhan.
QS. Al Baqarah: 185
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah la berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada harihari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Dalam makna yang tersirat, penulis menangkap kesan bahwa makna (isi) Al Quran diturunkan oleh Allah lewat malaikat Jibril yang diiringi para malaikat lainnya kepada orang-orang yang berpuasa. Bukan yang sembarangan dalam berpuasanya, melainkan orang-orang yang meningkatkan terus kualitas berpuasanya secara bertahap di etape 1, etape 2 dan etape 3. Al Qur'an adalah petunjuk bagi manusia. Tapi, tidak semua orang bisa memperoleh pelajaran dan hikmah dari padanya, kecuali orang-orang yang beriman dan membersihkan hatinya. Disinilah konteksnya, bahwa orang yang berpuasa di 10 hari terakhir bisa bertemu
dengan Lailatul Qodar saat-saat turunnya al Qur'an.

Coba lihat sejarah Rasulullah saw pada saat mau menerima wahyu pertama di Gua Hira'. Beliau banyak 'berpuasa' dan melakukan tafakur untuk membersihkan hatinya. Demikian pula, setelah menerima wahyu pertama itu (QS. Al'Alaq: 1-5), Rasulullah masih juga diperintahkan oleh Allah untuk bangun malam, banyak membaca al Quran untuk membersihkan hatinya. Kenapa demikian? Karena kata Allah, beliau bakal menerima wahyu-wahyu berikutnya berupa kalimat kalimat yang'berat'.
QS. Muzzammil : 1-6
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kocuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.

Ayat-ayat di alas adalah wahyu yang diturunkan Allah di urutan kedua sesudah QS Al'Alaq: 1-5. Dan menariknya, di situ Allah memerintahkan nabi agar memperbanyak bangun malam, agar lebih siap untuk menerima wahyu-wahyu berikutnya.

Dengan kata lain, agar bisa menerima wahyu secara lebih baik, beliau dianjurkan untuk membersihkan hati beliau dengan banyak membaca Qur'an pada malam hari di waktu sahur.

Saat-saat seperti itulah yang diisyaratkan oleh malam al Qadar. Orang-orang yang memperbanyak ibadahnya di waktu malam sampai menjelang fajar, bakal memiliki peluang sangat besar untuk bertemu dengan para malaikat yang 'menaburkan' makna al Quran ke hati mereka sebagai sebuah hikmah yang tiada ternilai tingginya.

Orang-orang yang menerima hikmah Qur'an pada saat Lailat al Qadar sungguh bagaikan memperoleh kebajikan yang lebih tinggi dari 1000 bulan ... !

4. Kembali ke Fitrah
Mereka yang berpuasa dengan baik selama bulan Ramadhan, bakal menemukan fitrahnya kembali. Apakah fitrah kita? Adalah makhluk berakal yang berdimensi individual, sosial, dan spiritual sekaligus.

Hal ini tergambarkan dalam hari raya 'Idul Fitri' sebagai manifestasi 'kemenangan' kita menundukkan hawa nafsu. Harapannya, akal kita berhasil menundukkan hawa nafsu. Maka yang muncul adalah kejernihan hati. Bersih dari berbagai macam penyakit lahiriah maupun batiniah. Semestinya, orang yang berhasil puasanya tampil mempesona sebagai manusia yang 'fitri' di hari yang Fitri.

Dan bukan hanya pada hari itu saja mereka bakal tampil mempesona, tetapi sepanjang tahun ke depan. Karena bulan Ramadhan adalah 'sekadar' pijakan untuk melangkah ke depan. la bukan tujuan, melainkan sebuah cara untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi dan lebih mulia.

Ramadhan adalah training centre bagi orang yang ingin memiliki kemampuan mengendalikan diri (bertakwa). Jika lulus, maka kita telah memiliki modal yang besar untuk 'bertempur' sepanjang tahun melawan hawa nafsu yang terus-menerus mengintai kita.

Mesti kita ingat bahwa tujuan terakhir proses beragama kita bukanlah bertakwa, melainkan berserah diri

(QS. Ali Imran :102). Bertakwa adalah tingkatan kedua setelah beriman. Bertakwa adalah kemampuan alias skill yang bisa menghantarkan kita kepada kondisi berserah diri kepada Allah. Skill itu telah kita dapatkan di dalam training centre, selama bulan Ramadhan.

Karena itu yang lebih penting, adalah waktu-waktu sepanjang tahun sesudah Ramadhan. Di situlah pertempuran yang sesungguhnya bakal terjadi. Bukan pada saat Ramadhan. Kenapa demikian? Sebab, selama Ramadhan itu sebenamya kita terlalu banyak memperoleh fasilitas dari Allah dan orang-orang di sekitar kita. Sehingga, pantas saja kalau kita berhasil mengalahkan hawa nafsu kita.

Setidak tidaknya ada 3 macam bantuan yang kita terima selama Ramadhan, sehingga bisa menundukkan hawa nafsu. Yang pertama adalah bantuan dari Allah, berupa tatacara puasa. Dengan cara berpuasa itu, Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk melawan hawa nafsu. Coba bandingkan dengan saat-saat tidak berpuasa, pasti lebih sulit untuk mengendalikan diri sendiri.

Jadi, memang puasa kita itu adalah sebuah cara berlatih untuk mengendalikan diri sendiri. Lapar dan haus itu selalu megingatkan kita, bahwa kita sedang berpuasa. Apalagi, Allah juga mengajarkan kepada kita agar memperbanyak ibadah lainnya seperti shalat, baca Quran, dzikir, dan lain sebagainya.

Maka, sungguh semua itu memberikan kekuatan yang besar kepada kita untuk selalu berusaha mengendalikan diri. Bisakah kita melakukan semua itu di luar bulan Ramadhan?

Fasilitas kedua kita dapatkan dari pemerintah. Biasanya, selama bulan Ramadhan, pemerintah melarang berbagai kegiatan yang berbau maksiat. Bahkan sampai, rumah makan dan tempat-tempat hiburan pun dilarang buka secara menyolok. Tentu saja ini memberikan suasana yang lebih 'kondusif' buat orang-orang yang berpuasa.

Padahal semestinya tidaklah demikian. Kalau selama bulan Ramadhan kita 'diisolasi' seperti itu, berarti kita tidak sedang berlatih dalam suasana yang sesungguhnya. Terlalu banyak proteksi. Hasilnya akan menjadi kurang baik.

Fasilitas yang ketiga, dari media massa. Baik media cetak maupun media elektronik. Selama bulan Ramadhan itu mereka menayangkan acara-acara yang berbau islami dan menghindari hal-hal yang seronok. Jadi kita bisa membayangkan betapa seluruh situasi dan kondisi telah 'dibuat sedemikian rupa' sehingga mengenakkan orang orang yang sedang berpuasa. Maka pantas saja kalau kita menang melawan hawa nafsu kita.

Tapi apakah kita bisa menang melawan hawa nafsu kita di luar bulan Ramadhan? Belum tentu. Kenapa? Karena situasi dan kondisi di atas tidak ada lagi. warung, restoran, tempat hiburan dan berbagai kegiatan maksiat telah 'hidup' kembali. Setan-setan yang tadinya dibelenggu kini berkeliaran lagi, bahkan jauh lebih liar. Maka, sungguh tidak mudah untuk mempertahankan ketakwaan kita di luar bulan suci Ramadhan. Padahal itulah 'arena' yang sesungguhnya.

Karena itu kadang-kadang saya merasa ironis ketika mendengar ucapan bernada 'bangga' bahwa pada 1 syawal itu kita telah menang melawan setan dan hawa nafsu. Ya, banyak di antara kita mempersepsi hari raya Idul Fitri adalah sebagai 'Hari Kemenangan' setelah sebulan penuh mengendalikan hawa nafsu. Benarkah kita telah menang?

Jangan-jangan kemenangan itu hanya semu belaka. Jangan jangan kita mengatakan menang di tanggal 1 syawal, namun sudah kalah di tanggal 3 syawal, karena telah melakukan kembali hal-hal yang dilarang agama. Kita mulai berbohong kembali. Kita mulai mengumbar rasa iri dan dengki. Mulai menebar ketidak adilan kepada sesama, serta menyakiti orang-orang di sekitar kita. Ah, betapa ironisnya kita. Dan betapa 'lucunya'...!

Maka, sungguh Idul Fitri bukanlah hari kemenangan. Tapi itulah saat-saat dimulainya kembali perjuangan tiada henti. Berjuang untuk meningkatkan kualitas kita, dari 'takwa' menjadi 'berserah diri' kepada Allah. Sebagaimana Allah berfirman di QS. 3: 102, bahwa jangan sampai kita kedahuluan mati, sebelum bisa berserah diri kepada Allah. sepenuh penuhnya...


PERTAHANKAN HASIL PUASA

Setelah Ramadhan berlalu, bagaimanakah kita mesti menjaga 'hasil' puasa kita. Cara yang paling 'dekat' adalah dengan tetap berpuasa. Akan tetapi, bukankah Rasulullah saw melarang kita untuk berpuasa terus menerus yang tiada terputus, sepanjang tahun?

Karena itu, puasa sunnah adalah jalan keluar yang paling baik. Ini dimaksudkan untuk memenuhi 'anjuran, Allah agar kita 'sering' berpuasa: "Dan berpuasa adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" Sebagaimana difirmankan dalam QS. Al Baqarah (2):184.

Maka, seusai puasa Ramadhan kita dianjurkan untuk menyempurnakan puasa Ramadhan kita dengan puasa Syawal. Ini adalah salah satu upaya agar 'kemenangan' kita mengendalikan hawa nafsu tidak segera sirna, justru ketika kita baru saja meninggalkan bulan Ramadhan.

Kalau dilihat dari efektivitasnya, maka ada beberapa jenis puasa yang bisa dilakukan, mulai dari puasa Daud, puasa Senin Kamis, puasa tengah bulan, dan beberapa puasa, sunah lainnya di bulan Dzulhijjah, Rajab, Muharram, dan lain sebagainya. Intinya, berpuasa adalah lebih baik bagi kita, karena di dalamnya terkandung banyak manfaat.

Orang yang sering berpuasa akan selalu dalam kondisi terbaiknya. Sebab puasa adalah proses penyeimbangan kembali terhadap kondisi badan. Katakanlah seseorang yang berpuasa Daud. Bisa kita bayangkan kondisinya akan sangat terjaga, karena ia sehari puasa, dan sehari berikutnya tidak.

Jadi, kalau digambarkan, seseorang yang berpuasa Daud, ibaratnya sehari membebani badannya, dan sehari kemudian diseimbangkan kembali.

Telah kita bahas di depan bahwa orang yang tidak berpuasa ternyata justru sedang memberikan beban kepada tubuhnya. Apalagi kalau pola makan dan pola hidupnya jelek. Katakanlah, ketika sarapan ia makan berat, siangnya makan besar, dan malamnya makan banyak.

Maka, badannya bakal mengalami tekanan alias stress diakibatkan oleh pekerjaan mencema yang berlebihan. Sehingga, proses pembakaran (metabolisme) dan pembuangan sampah-sampahnya tidak bisa berjalan maksimal. Yang terjadi, justru, adalah penumpukan racun di dalam tubuhnya. Apalagi jika jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya berlebihan serta tidak dalam komposisi yang baik.

Pada 'case' orang yang berpuasa Daud, maka 'beban' yang terjadi sehari sebelumnya itu akan dinetralkan pada sehari sesudahnya. Pada saat berpuasa, itulah ia akan menggelontorkan kembali racun-racun yang menumpuk di dalam badannya pada saat tidak berpuasa.

Jadi sungguh efektif sekali penyeimbangan yang terjadi pada orang yang melakukan puasa Daud. Dan itu bukan hanya pada problem lahiriyahnya saja, melainkan juga pada penyeimbangan kejiwaannya. Stress yang dia alami secara kejiwaan juga bakal mengalami 'pengendoran' saat ia berpuasa.

Kenapa demikian? Karena berpuasa bukanlah sekedar aktivitas badan, melainkan juga aktivitas batin. Seluruh sikap, batin kita mulai dari niat motivasi, semangat, kesabaran, keikhlasan, dan ketawakalan, sepenuhnya kita orientasikan kepada Allah semata. Ini adalah proses penyeimbangan jiwa yang sangat efektif.

Orang yang bisa berlaku demikian terus-menerus, bakal tidak pernah mengalami stress dalam skala yang serius. Paling banter cuma cemas. Dan cemas itu adalah kondisi yang justru dibutuhkan untuk membangun motivasi agar maju. Karena kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang berkait dengan harapan untuk maju.

Efek Puasa Daud lebih baik lagi dari yang saya jelaskan di atas, karena sesungguhnya suasana puasa itu bakal mempengaruhi hari-hari kita secara berkelanjutan. Meskipun pada hari yang kita tidak sedang berpuasa, kita seakan-akan masih dalam suasana puasa seperti hari sebelumnya. Biasanya, pola makan dan pola hidup kita terbawa oleh suasana puasa. Yaitu, tidak terlalu berlebihan dan selalu terkontrol. Ini sungguh sangat baik dampaknya.

Namun, jika karena sesuatu hal kita tidak bisa berpuasa Daud, maka puasa Senin Kamis adalah pilihan yang baik. Jika pada puasa, Daud, kondisi badan kita selalu diseimbangkan secara kontinu dua hari sekali, maka pada puasa Senin Kamis, penyeimbangan itu teladi 3-4 hari sekali.

Selasa dan Rabu tidak puasa badan mengalami pembebanan, lantas dinetralkan kembali pada hari Kamis. Setelah itu, Jum'at, Sabtu, Minggu dibebani lagi, kemudian diseimbangkan pada hari Senin. Begitu seterusnya. Badan akan selalu diberi tenggang waktu untuk melakukan rehabilitasi secara alamiah terhadap, kondisi kesehatannya, lahir dan batin.

Ada juga yang menggabungkan puasa Senin Kamis ini dengan puasa tengah bulan yaitu tanggal 13,14 dan 15 setiap bulannya. Sehingga, jumlah hari puasa, di dalam satu bulan itu lebih banyak dibandingkan hanya dengan puasa Senin Kamis saja. Itu akan lebih baik dampaknya.

Jika karena sesuatu hal, Senin Kamis juga sulit untuk dilakukan, maka pilihan terhadap puasa 3 hari setiap bulan di tanggal 13, 14 dan 15 juga cukup baik. Setidak-tidaknya terjadi penyeimbangan rutin alias berkala dalam 1 bulan, selama 3 hari itu. Puasa 3 hari dalam sebulan itu pun sudah cukup efektif untuk memberikan jeda bagi aktivitas badan yang kadang terlalu berlebihan selama sebulan.

Dan yang lebih jarang lagi, adalah puasa pada hari-hari tertentu saja, misalnya pada bulan Muharram, dalam rangka menyambut tahun baru Islam. Atau menyambut datangnya hari raya haji pada bulan Dzulhijjah. Ataupun pada saat bulan Rajab dan Sya'ban untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dan kemudian di bulan Syawal, seusai puasa Ramadhan. Semua itu baik, karena pada prinsipnya memenuhi anjuran Allah bahwa ‘berpuasa’ itu sebenarnya lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui"


MAKAN KALAU LAPAR, BERHENTI SEBELUM KENYANG

Rasulullah saw mengajarkan kepada umatnya dalam hal makan tentang sebuah prinsip keseimbangan yang sangat indah. Beliau katakan : "makanlah kelau lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang"

Di dalam sabda beliau itu kita menangkap pelajaran yang sangat mendasar tentang pola makan dan pola hidup. Jika karena sesuatu hal, kita tidak sempat berpuasa, maka lakukanlah apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw di atas.

Pelajaran pertama yang terkandung dalam kalimat itu sebenamya adalah pemahaman tentang fungsi makan dalam kehidupan. Bahwa makan itu sebenamya adalah kebutuhan untuk hidup, bukannya hobi atau gaya hidup. Dengan kata lain, kita sering mendengar jargon ini Makanlah untuk hidup. Bukannya hidup untuk makan.

Ini perlu kita kemukakan, terutama di era modern ini karena fungsi makan telah bergeser dari fungsi sesungguhnya. Tadinya, makan dan minum itu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk mencukupi gizi dalam tubuh kita sehingga bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih produktif. Begitulah konsep Islam menempatkan fungsi makan dalam keseharian kehidupan kita.

Namun, kebanyakan kita justru menempatkan aktivitas makan itu sebagai kegiatan konsumtif. Bukannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat melainkan justru 'membuang' manfaat.

Coba kita perhatikan berapa banyaknya waktu dan energi terbuang untuk mengurusi makanan. Ketika seseorang menempatkan makan, sebagai aktivitas konsumtif, maka dia telah terjebak dalam pusaran aktivitas yang menyita banyak waktu dan energinya, sekadar untuk makan.

Dia memulainya dengan berpikir untuk makan enak hari ini. Sehari tiga kali. Setelah itu dia akan mencari tempat untuk makan yang dia anggap enak itu. Atau jika tidak mencari di rumah makan, dia harus menyiapkan beli bahan-bahan untuk memasak sendiri. Setelah itu, dia habiskan waktu untuk makan, karena ia tidak ingin melewatkan suasana makan yang memang telah dia idamkan kenikmatannya. Dan seterusnya, biasanya mereka tidak menyadari bahwa makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh nya telah melewati takaran wajar.

Kalau hal demikian ini kemudian menjadi kebiasaan dan gaya hidupnya, maka ia telah terjebak pada pola makan yang tidak baik. Jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya terlalu berlebihan, komposisinya tidak bagus, ritme pencemaan terlalu berat membebani fungsi tubuh. Yang terjadi selanjutnya adalah ketidakseimbangan yang berujung pada kondisi sakit setelah sekian tahun kemudian.

Disini sekali lagi kita mengeluarkan energi tambahan untuk mengeluarkan biaya pengobatan dan waktu yang tidak sedikit untuk mengurusi efek makan yang tidak baik polanya. Apalagi, jika sakit itu menjadi kronis. Kita mesti bolak balik masuk rumah sakit atau ke dokter keluarga. Betapa banyak energi dan waku terbuang hanya untuk megurusi makan dan akibat daripada pola makan yang tidak baik itu.

Rasulullah saw mengajari agar kita tidak terjebak pada pola makan yang konsumtif, melainkan pola makan yang produktif. Makan bukan untuk hobi atau pun gaya hidup, melainkan untuk mendukung aktifitas kerja dan produktifitas tinggi.

Pola makan produktif itu hanya bisa terjadi jika sejak dari niat atau motivasiya sudah benar. Yaitu, bahwa makan bukan diposisikan sebagai tujuan melainkan sekadar fasilitas atau bahkan cara mencapai tujuan. Namun demikian, bukan berarti kita tidak menikmati makanan dan suasana makan itu sendiri. Yang perlu ditekankan di sini adalah persepsi yang 'proporsional dan jernih' dalam menyikapi 'kenikmatan' yang seringkali menjebak kita masuk ke dalam penderitaan itu ... !

Ingat, 61 persen penduduk AS mengalami berbagai macam penyakit yang terkait dengan kelebihan makanan. Dan sekitar 300 ribu orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan komplikasi penyakit penyakit yang berkait dengan kelebihan makanan tersebut..!

Pelajaran kedua, hariits tersebut mengajarkan kepada kita agar memahami dan menyadari kondisi tubuh kita sendiri. Bahwa tubuh kita ini sudah memiliki alarm yang sangat canggih, sebagaimana telah kita bahas di depan. Jika kondisi tubuh mengalami penurunan tertentu, maka ia akan 'membunyikan alarmnya'. Termasuk ketika kita kekurangan gizi dalam tubuh, maka badan akan membunyikan 'alarm' lapar.

Di sini Rasulullah saw mengajari kita bahwa makan yang baik adalah ketika badan telah membutuhkan. Jadi ukurannya adalah 'kebutuhan' bukan keinginan. Sebab kalau sekedar keinginan kita bakal terjebak pada hawa nafsu yang tidak pernah ada batasnya. Hawa nafsu mendorong kita menuju pada kehancuran dan penderitaan. Sedangkan pemenuhan 'kebutuhan' bakal membawa kita pada keseimbangan yang bersifat alamiah.

Pelajaran ketiga, Rasulullah menganjurkan agar kita berhenti makan sebelum kenyang. Disini sekali lagi beliau mengajari kita untuk memperhatikan ‘alarm’ tubuh.

Meskipun masih ingin makan, kalau perut sudah terasa kenyang, hentikanlah. Sebab jika 'alarm kenyang' ini tidak kita gubris akibatnya bisa membahayakan kesehatan kita sendiri.

Efeknya sama dengan yang telah kita bahas di depan, mulai dari tidak efisien dan tidak efektifnya pencemaan, lantas diikuti dengan metabolisme yang tidak sempuma, sampai akhimya terjadi penumpukan zat-zat racun di seluruh jaringan dalam tubuh.

Kekenyangan juga berakibat pada tidak efisiennya proses berpikir. Kecenderunganya adalah ngantuk dan tidak produktif. Islam, sekali lagi, mengajak kita untuk berperilaku produktif.

Dalam konteks itulah, ngobrol ngalor ngidul dilarang oleh Allah. Ngerasani alias membicarakan kejelekan orang juga tidak boleh. Bermalas-malasan, apalagi! Kita mesti kerja keras untuk menuju progresivitas yang tinggi menuju kepada Allah. Sebab Allah adalah Dzat yang Maha Tinggi.

Kita harus menuntut ilmu sebanyak-banyaknya karena Allah adalah Dzat yang Maha Berilmu. Kita juga harus menjadi orang-orang yang semakin bijak, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Bijaksana. Kita mesti menjadi orang yang semakin mencintai dan Mengasihi, karena Dia adalah Dzat Yang Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi.

Dan seterusnya, Allah menghendaki kualitas kita sebagai manusia terus meningkat menuju pada kesempurnaan hidup. Karena kita memang bakal kembali kepada Allah Yang Maha Sempuma ...

Dalam konteks inilah Rasulullah saw menghendaki agar umatnya bisa merasakan gerak alamiah yang terjadi di dalam tubuhnya maupun di lingkungan sekitarnya. Karena di dalam mekanisme alamiah itu terdapat kunci keseimbangan, kesehatan, dan keberhasilan hidup ...

QS Al Infithar (82) : 7
“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang,”

QS. Al Mulk (67) : 3
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis kamu sekali kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak saimbang. Maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?


UNTUK APA BERPUASA

Nah, maka untuk apakah kita berpuasa? Saya kira para pembaca sudah bisa mengambil kesimpulan sendiri dalam diskusi kita kali ini.

Secara umum, saya ingin menggarisbawahi bahwa kehidupan manusia modem termasuk di Indonesia tenyata telah menyeret manusia pada suatu situasi dan kondisi yang runyam. Aktivitas kita dalam segala bentuknya menjurus pada ketidakseimbangan yang semakin rumit. Baik secara individual, sosial maupun spiritual.

Begitu banyak penyakit individu yang bersifat fisik maupun kejiwaan dan moral yang diderita oleh manusia modern. Di Indonesia sendiri jumlahnya semakin tahun semakin besar. Meningkatnya peredaran berbagai jenis obat obatan yang dijual umum, mulai dari obat sakit fisik sampai kepada obat penenang yang disalahgunakan, menunjukkan gejala yang semakin meluas.

Demikian pula, penyakit penyakit sosial telah merusak dimana mana sebagai dampak dari kehidupan yang semakin individual dan liberal. Krisis bangsa ini, penyebab utamanya adalah penyakit moral yang sudah sangat akut dan kronis! Maka korbannya begitu besar. Bukan hanya mereka yang melakukan, tetapi juga mengenai orang orang yang tidak ikut melakukan. Bahkan generasi mendatang.

Maka, kini semakin banyak orang mencari 'pelarian' untuk menenangkan batin atas segala problematika hidupnya. Itu terlihat dari menjamurnya tempat-tempat hiburan sampai pada kegiatan-kegiatan meditasi. Manusia modern berada dalam situasi kritis, terjebak oleh konsep-konsep artifisial yang mereka buat sendiri. Mereka ingin hidup serba instan, yang kemudian justru membawanya kepada problem yang rumit dan sulit dipecahkan.

Lantas apakah solusinya? Jawabnya cuma satu Puasa /lbadah ini telah didesain oleh Sang Maha Berilmu dan Maha Bijaksana untuk mengantisipasi problem masyarakat modern. Menyelesaikan secara individual, sosial, dan spiritual sekaligus. Jadi, jangan tunda lagi untuk segera mengambil solusi ini. Insya Allah DIA meridhai...
Selamat menjalankan lbadah Puasa ... !

Wassalam................




=====

Puasaku
Hanya Engkau yang tahu

Bahkan
Akupun tak begitu tahu
Apakah aku sedang berpuasa
Atau sekedar lapar dan dahaga belaka

Aku Cuma ingin belajar
Mengikhlaskan seluruh perbuatanku
Hanya untuk-Mu

Meskipun kalimat itu terasa lucu
Karena Engkau memang tak butuh sesuatu

Sabtu, 04 Juli 2009

Berteman & Menjadi Pandai Melalui Internet

Jika di tela’ah perjalanan hidup saya terutama waktu masih belajar di tingkat SMP, SMU bahkan perguruan tinggi, tampaknya sebagian besar ilmu yang berguna untuk hidup saya ternyata di peroleh dari hobby & pergaulan saya dengan teman-teman yang se-hobby.

Berawal dari hobby amatir radio bermodal dengkul, mengumpulkan tabung radio bekas diperoleh dengan memelas ke teman untuk membuat pemancar sendiri sewaktu SMU di tahun 1978-an. Belajar teknik-teknik radio dari mendengarkan teman-teman amatir radio senior berbicara di radio, membaca-baca buku-buku teknik radio bekas hingga akhirnya menjadi Onno W. Purbo hari ini. Semua teknik Internet dipelajari sendiri melalui diskusi antar teman & membaca informasi di Internet, bermodal sekitar Rp. 60.000 / bulan untuk akses Internet pada hari ini..

Berteman & Bergaul di Internet ..

Para murid, siswa, pelajar & mahasiswa pada hari ini jauh lebih beruntung kehidupannya daripada kehidupan saya di masa lalu. Fasilitas Warung Internet (WARNET) relatif dapat dengan mudah diperoleh pada hari ini. Banting-bantingan harga antar WARNET menekan tarif akses Internet kadang mencapai Rp. 2500/jam pada malam hari (subuh). Di beberapa sekolah seperti SMKN6 Jogjakarta bahkan hanya membutuhkan sekitar Rp. 5000/siswa/bulan (bukan per jam) untuk dapat mengakses Internet. Sebuah biaya yang hampir tidak masuk di akal bagi kita 3-4 tahun yang lalu.

Dengan biaya yang demikian murah (Rp. 5000/bulan/siswa), sangat mungkin semua anak, siswa, pelajar di seluruh dunia berbicara satu sama lain tanpa terikat waktu, ruang, ras, agama. Mereka menjadi teman satu sama lain, menikmati pengalaman yang sama dimasa kecil mereka walaupun kadang dalam kondisi yang sangat berbeda. Mendengarkan berbagai pendapat, opini maupun kemampuan untuk menerima perbedaan pendapat, perbedaan ide. Bukan harapan yang kosong jika di suatu saat nanti, hal sederhana ngobrol di Internet justru menjadi resep jitu untuk berdialog, bekerjasama, bertoleransi menghilangkan berbagai kesenjangan sosial budaya yang kadang mendisintegrasi para orang tua (elit politik) di Indonesia.

Tak kenal maka tak sayang – demikian kata pepatah yang sering kita dengar dari para orang tua jaman dulu. Pepatah tersebut tetap bermakna di era informasi, bahkan mungkin lebih bermakna dalam dengan semakin terbuka-nya batasan ruang & waktu di tembus oleh teknologi informasi. Filosofi sederhana tersebut mendasari terbentuknya kidlink.org (http://www.kidlink.org) yang menaruh harapan agar anak muda yang dulunya aktif di kidlink.org nantinya akan menjadi orang dewasa yang mempunyai wawasan global dan berfikir dalam persektif jangka panjang,dan menghindari pola fikir yang sangat lokal dan untuk kepentingan jangka pendek saja.

Seorang anak diluarnya tampak sama. Hampir semua anak di seluruh dunia akan makan, tidur, pergi ke sekolah, mempunyai ayah-ibu, mempunyai binatang kesayangan, mungkin menonton film yang sama bahkan mungkin mempunyai hobby yang hampir sama. Akan tetapi budaya ternyata beda antara yang satu dengan negara yang lain.

Dalam beberapa masyarakat / budaya, semua kata-kata baik yang verbal maupun tertulis yang berkaitan dengan kekerasan di anggap tidak baik untuk anak-anak. Di beberapa masyarakat yang lain, anak perempuan harus terpisah dengan anak laki-laki, bahkan sebagian dari anak perempuan ini harus menutup sebagian badan / wajahnya – padahal di masyarakat yang lain anak perempuan lebih di bebaskan. Masih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan budaya ini, baik tentang suku, figur orang baik di keluarga / masyarakat, bentuk kegiatan yang tidak boleh dilakukan / tidak baik, bentuk ganjaran yang diberikan bagi pelanggar peraturan – umumnya berbeda dari satu budaya ke budaya yang lain.

Bagi siswa & pelajar untuk menjadi anggota kidlink tidak sulit, anda harus dapat menjawab empat buah pertanyaan, yaitu:

Who am I? (siapa saya?).
What Do I Want To Be When I Grew Up? (Mau menjadi apakah saya dikemudian hari?).
How Do I Want The World To Be Better When I Grew Up? (Dunia seperti apa yang saya inginkan di kemudian hari?).
What Can I Do Now To Make This Happen? (apa yang dapat saya lakukan sekarang supaya hal tersebut terjadi?).

Semua jawaban dari anak-anak ini di arsipkan dan dapat di lihat melalui Web kidlink.org. Bagi yang dapat / yang mengerti bahasa Inggris akan menjadi tidak terlalu sukar untuk berpartisipasi dalam dunia kidlink.org ini.

Kidlink sendiri merupakan sebuah organisasi non-profit yang membantu anak di seluruh dunia untuk bergabung dalam dialog global. Mereka di bantu oleh paling tidak 78 mailing list publik untuk diskusi melalui e-mail, sebuah jaringan tertutup untuk interaksi secara real-time (seperti chatting), juga tempat pameran online. Dalam proses-nya banyak dibantu oleh sukarelawan baik orang tua maupun guru.

Sejak di mulainya pada tanggal 25 Mei 1990, sudah lebih dari 175.000 anak dari 137 negara di seluruh dunia berpatisipasi. Sebagian besar mereka menggunakan fasilitas e-mail untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya terutama menggunakan mailing list.

Tentunya kidlink.org bukan satu-satu tempat berkumpulnya anak-anak seluruh dunia di Internet. Bagi para siswa, pelajar yang ingin berinteraksi satu sama lain di Indonesia sendiri telah berdiri banyak portal maupun mailing list tempat antar siswa, pelajar berinteraksi. Salah satunya adalah sekolah2000@yahoogroups.com, berbagai portal untuk siswa, pelajar juga bisa dilihat di http://www.sekolah2000.or.id.

Portal Untuk Keluarga & Sekolah

Setahu saya tidak terlalu banyak portal untuk siswa, pelajar & keluarga di khasanah Internet di Indonesia. Mungkin teman-teman di Petra di www.mitra.net.id yang di motori oleh Ibu Arlinah yang termasuk aktif mengembangkan potral untuk anak & keluarga selain itu tampaknya tidak terlalu banyak. Sebagian besar orang Indonesia di Internet terlalu sibuk dengan urusan kerjaannya & mencari uang sebanyak-banyak-nya barangkali? sehingga kadang terlupa dengan si kecil atau siswa, pelajar di rumah yang membutuhkan akses informasi yang baik.

Sebetulnya portal untuk siswa, pelajar & keluarga menjadi salah satu hal yang menarik di Internet secara umum karena cukup banyak sebetulnya potral-potral tersebut tersebar di Internet. Memang bahasa tampaknya akan menjadi kendala utama karena sebagian besar potral untuk siswa, pelajar & keluarga yang ada di Internet berbahasa Inggris. Biasanya susah di awalnya, tapi secara perlahan anak-anak muda Indonesia biasanya cukup cepat untuk beradaptasi dengan bahasa Inggris yang ada di Internet karena umumnya tidak terlalu sulit / bahasanya sangat sederhana.

Terus terang salah satu potral favorit saya adalah http://www.yahooligans.com yang masih dalam keluarga besar potral terpopuler di Internet yaitu http://www.yahoo.com. Potral yahooligans.com memang di rancang menggunakan filosofi yang ada di yahoo.com akan tetapi semua servis-nya di fokuskan untuk anak, siswa & pelajar. Di samping itu juga banyak fasilitas / informasi yang menarik yang ditujukan bagi guru dan orang tua.

Ada hal-hal yang ditujukan untuk membantu anak-anak sekolah seperti bagian Science & Nature yang antara lain menerangkan tentang ruang angkasa (space), dunia binatang (animals), juga favorit kebanyakan anak-anak di seluruh dunia yaitu dinosaurus.

Pada bagian School Bell memberikan kesempatan bagi siswa, pelajar untuk belajar sambil bermain antara lain tentang bahasa (language), seni (art), matematika (math), ilmu-ilmu sosial.

Tentunya ada juga hal-hal yang menarik bagi putra-putri untuk menjelajah Internet seperti bagian Around the World yang antara lain menerangkan tentang berbagai negara (countries), makanan (food), hari-hari libur.

Bagian favorite saya di yahooligans.com adalah bagian hobby & petualangan tepatnya di http://www.yahooligans.com/Sports_and_Recreation/. Ada banyak sekali petualangan sport yang dapat dinikmati informasinya, mulai dari mountain bike, pramuka, hiking, mountaineering, hang gliding, terjun bebas, terbang layang, aero modelling – banyak hal yang mengingatkan saya pada masa lalu di SMP & SMU saat saya aktif di perhimpunan pendaki gunung & pramuka di kota Bandung.

Di samping hal-hal yang langsung berkaitan / berhubungan dengan siswa & pelajar, dalam yahooligans juga di sediakan banyak sekali informasi untuk para orang tua dan guru. Jika kita banyak membaca tip-tip yang diberikan di yahooligans, bukan mustahil kita dapat memberikan pendidikan yang terbaik bagi para murid, siswa & pelajar.Tentunya masih banyak lagi hal-hal yang ada & diberikan di potral yahooligans ini.

Yahooligans.com adalah salah satu dari sekian banyak portal anak, siswa & remaja di Internet. Masih banyak lagi situs di Internet yang dapat secara positif digunakan oleh para siswa & pelajar untuk memperkaya pengetahuannya melalui kegiatan yang disukai-nya.

Strategi Membangun Akses Internet Murah di Sekolah

Salah satu pintu akses Internet adalah keberadaan WARNET atau sejenisnya di sekolah agar siswa & pelajar dapat mengakses Internet secara murah. Terus terang, selama ini saya selalu terbentur oleh kepala sekolah & yayasan di sekolah-sekolah yang melihat Internet sebagai barang mewah & biayanya mahal. Memang Internet akan menjadi barang mewah & berharga mahal jika dipakai sendiri oleh kepala sekolah & segelintir guru. Akan tetapi Internet menjadi barang yang murah jika dipakai bersama-sama oleh seluruh siswa di sekolah tersebut.

Biaya yang dikenakan per siswa relatif murah sekitar Rp. 5000 / siswa / bulan, pengalaman saya tidak pernah ada siswa mengeluh dengan biaya Rp. 5000 / siswa / bulan – bahkan bukan tidak mustahil siswa sendiri yang akan aktif mengoperasikan Internet-nya seperti yang terjadi di Dempo, Malang.

Bagaimana mungkin kita dapat menekan biaya akses ke Internet tersebut? Teknologi yang digunakan sebetulnya di jelas di buku “Teknologi Warung Internet” maupun “Linux untuk Warung Internet” yang tersedia di toko buku Gramedia dengan harga kurang dari Rp. 17.000,-. Bagi pembaca yang berminat untuk memperoleh detail perhitungan bisnis-nya dalam format file excel dapat memintanya gratis kepada saya (onno@indo.net.id) atau download dari http://www.bogor.net/idkf/ (gratis). Diskusi teknologinya dilakukan di asosiasi-warnet@yahoogroups.com & asosiasi-warnet-broadband@yahoogroups.com.

Pola perhitungan biaya-nya secara umum sangat sederhana, dengan Rp. 5000/siswa/bulan – akan terkumpul uang sebesar Rp. 3.5 juta / bulan (pada sekolah dengan 500 siswa). Biaya telekomunikasi untuk dial-up on demand untuk beban e-mail 2 mail / siswa / hari, adalah sekitar Rp. 300.000 / bulan. Sisa uang digunakan untuk mengembalikan biaya investasi sepuluh (10) workstation diskless menggunakan Linux Terminal Server Project (LTSP), dan sebuah server Pentium sekitar Rp. 24 juta. Investasi akan kembali dalam waktu sekitar sepuluh (10) bulan, kurang dari satu tahun.

Bagi sekolah / universitas dengan siswa yang banyak >2000 siswa, maka kita dapat menggunakan teknologi Wireless LAN 2-11Mbps untuk akses Internet tanpa perlu Telkom sama sekali. Investasi peralatan WLAN, diskless workstation & server akan kembali dalam waktu sekitar 20 bulan karena investasi WLAN yang cukup mahal sekitar Rp. 10-20 juta. Untuk start ada baiknya menggunakan teknik dial-up yang lebih murah.

Perjuangan Jaringan Sekolah di Indonesia

Beberapa rekan-rekan di Indonesia saat ini sedang berjuang untuk membangun jaringan antar sekolah di Indonesia seperti antar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang berpusat di dikmenjur@yahoogroups.com. Situs mereka bisa dilihat di http://www.dikmenjur.com. Agak aneh memang, tapi nyata mereka menggunakan .com. DIKMENJUR yang di pimpin oleh Dr. Gatot HP (gatothp@aol.com) merupakan aktifitas yang paling nyata dan paling aktif dalam mengkaitkan sekolah di Indonesia ke Internet pada saat ini telah terkait sekitar 400-an SMK ke Internet oleh inisiatif mereka. Perlu di catat disini bahwa sebagian dari SMK ini menyambung ke Internet dengan swadaya masyarakat.

Inisiatif yang lain di lakukan untuk dunia pesantren mereka berpusat di jii@isnet.itb.ac.id. Homepage mereka berlokasi di http://www.pesantren.net semoga bisa bertambah luas, agak sulit memang bergerak di dunia pesantren daripada dunia sekolah biasa. Tapi rekan-rekan di Jaringan Informasi Islam (JII@isnet.itb.ac.id) telah membuktikan bahwa mereka sanggup untuk mengembangkan hal itu dengan dana swadaya masyarakat.

Sekolah2000 (http://www.sekolah2000.or.id) merupakan pengembangan dari konsep SMU2000, saat ini yang paling menarik yang bisa di tarik dari inisiatif ini terutama pulsa yang murah dari telkom terutama di Jakarta maupun akses Internet gratis di Jakarta. Bagi rekan-rekan sekolah di seluruh Indonesia dapat memperoleh domain gratis menggunakan domain *.sch.id yang dapat di registrasi langsung di Web Sekolah2000.

Gelatik Jawa : Merebak di Negeri Seberang, Musnah di Negeri Sendiri ?

Mengenal Gelatik Jawa (Padda oryzivora; Rice Finch; Java Sparrow) akan sangat lebih mudah dengan melihat secara langsung. Siapa sangka, burung seukuran burung Gereja ini merupakan burung endemik Jawa dan Bali. Dari nama ilmiahnya, Padda berasal dari bahasa Cina yang berarti butiran padi. Oryzivora berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari dua kata, yaitu oryza dan vorus. Oryza adalah genus padi domestik sedangkan vorus berarti memakan. Jadi arti secara umum dari Padda oryzivora adalah burung pemakan butiran padi. Sesuai dengan namanya, makanan utama bagi Gelatik Jawa adalah padi, sehingga berpotensi menjadi hama bagi para petani. Namun, ketika petani tidak menanam padi dan mengganti dengan tanaman lainnya seperti palawija, burung ini mampu mengubah menu makan mereka menjadi pemakan serangga, buah-buahan, dan biji-bijian (jagung dan rumput).
Satwa berbulu ini mempunyai paruh merah, kepala hitam dengan bercak putih mencolok pada pipi, dada abu-abu, perut merah jambu, ekor bawah hitam, dan ekor putih yang indah. Warna kontras dari bulu – bulunya menjadikan pemakan padi ini disukai dan sangat mudah dikenali. Gelatik Jawa menjadi burung favorit untuk dipelihara bukan saja di Indonesia tapi di Jepang, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika. Bahkan, burung berpenampilan lucu ini sejak lama sukses diintroduksi dan dinaturalisasi di Asia Tenggara, Jepang, Cina, Amerika, Kanada, Pulau Hawaii, Australia, dan beberapa tempat di Afrika.

Status dan Ancaman bagi Gelatik Jawa
Burung dengan sifat sosial ini memiliki kebiasaan mencari makan, bertengger, dan bersarang dalam kelompok besar, sehingga di masa lalu, burung ini merupakan hama dan musuh besar bagi para petani. Ironisnya, saat ini Gelatik Jawa justru sangat jarang ditemukan di Jawa dan Bali. Bahkan dimasukan dalam International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Redlist dengan status Vulnerable atau Rentan (artinya : terjadinya penurunan populasi lebih dari 50 persen selama 20 tahun atau lima generasi, daerah sebaran kurang dari 20 ribu km2, luas daerah yang ditempati kurang dari 2000 km2, peluang untuk punah 10% dalam kurun waktu 100 tahun). Akan tetapi burung dengan tingkah lucu ini belum termasuk jenis burung yang dilindungi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Tingginya perburuan dituding sebagai penyebab utama dari berkurangnya burung endemik Jawa ini. Perburuan terhadap Gelatik Jawa masih terus terjadi, dengan cara menjaring ataupun menjebak di tempat mereka bersarang dan mencari makan. Selama masih adanya permintaan pasar atas burung ini, perburuan tidak akan berhenti. Penyebab lain adalah terkontaminasinya biji padi dengan pestisida, sehingga membuat telur burung gelatik mudah pecah. Semakin meningkatnya penggunaan lahan untuk permukiman juga menjadi salah satu faktor menurunnya populasi burung gelatik ini. Pemakaian lahan produktif bagi perumahan telah memicu penyusutan area persawahan yang menjadi sumber pakan utama bagi Gelatik Jawa. Kompetisi dengan Burung Gereja dalam mendapatkan tempat bersarang juga diduga mempersempit kemampuan reproduksi Gelatik Jawa.

Perkembangbiakan
Gelatik Jawa teramati bersarang di lubang pohon, celah bangunan, gua (kawasan karst), dan candi (komplek Candi Prambanan). Burung ini mampu bersarang di tempat yang jauh dari lokasi dimana tanaman padi melimpah, seperti di kawasan karst, ladang kering, dan hutan (akasia dan jati) di dataran rendah. Informasi mengenai perkembangbiakan Gelatik Jawa di Pulau Jawa dan Bali berasal dari penangkaran, sedangkan informasi di alam masih sebatas waktu berkembang biaknya.

Distribusi Gelatik di Jawa dan Bali
Populasi Gelatik Jawa di Jawa Barat dapat dijumpai di kota Bogor, Jakarta, Depok, Sukabumi, Cianjur, Cibodas, Bandung, Banjar, dan Cirebon. Di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, burung ini terdapat di Purworejo, Kutoarjo, Brebes, Magelang, Kodya Yogyakarta, Prambanan, Gunung Kidul, Semarang, Solo, Jepara, dan Wonogiri. Di Jawa Timur, burung endemik ini dapat ditemukan di Malang, Kediri, Gresik, Surabaya, dan T.N. Baluran. Di Bali, kita dapat menjumpainya di Kuta, Denpasar, Ubud, Tanah Lot, Ulu Watu, Buleleng, dan Nusa Dua.

Pertemuan dengan Gelatik Jawa di Jogjakarta
Daerah Istimewa Jogjakarta diyakini memiliki populasi Gelatik Jawa yang cukup besar di masa lalu, khususnya di Gunung Kidul. Hal ini dapat tercermin dari pemberian nama pada lokasi tertentu seperti Gua Gelatik dan Pulau Gelatik. Meski tidak sebanyak burung pipit, sekarang burung ini masih dapat dijumpai di kawasan persawahan Kepurun, Candi Prambanan, Jothak, Gupak Warak, Gua Maria Tritis, Gua Mandung, dan Hotel Melia Purosani.
Kawasan karst merupakan lingkungan keras bagi burung Gelatik, namun ruang kecil di tebing kapur dan gua ternyata telah menjadi tempat nyaman bagi burung tersebut untuk berkembangbiak. Pulau Gelatik, Song Dawung, Song Kandang, Jothak, Gupak Warak, Gua Maria Tritis, dan Gua Mandung adalah sederet nama di kawasan Gunung Kidul yang telah lama diketahui sebagi lokasi bersarang. Keberadaan mereka telah lama menjadi sasaran para pemburu burung. Aktivitas pengambilan anakan di sarang maupun penjebakan individu dewasa di lahan pertanian terus mengancam kelangsungannya. Penurunan jumlah secara kualitatif sudah terasa di beberapa tempat, bahkan di Pulau Gelatik sudah sulit dijumpai lagi.
Candi Prambanan selain menjadi kawasan cagar budaya, juga telah menjadi tempat berlindung dan bersarang puluhan Gelatik Jawa. Keberadaan burung endemik ini relatif terlindungi karena aktivitas perburuan dalam kawasan dilarang oleh pihak pengelola. Akan tetapi, penggunaan bangunan candi sebagai tempat bersarang burung telah menimbulkan masalah bagi PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (PT TWCBP) dan Dinas Arkeologi Yogyakarta. Kotoran dan sarang Gelatik Jawa dianggap dapat melapukkan batuan candi, sehingga secara periodik petugas kebersihan candi membersihkan sarang. Ancaman tidak hanya di lokasi bersarang karena di luar komplek candi, burung Gelatik Jawa menjadi sasaran perburuan dengan menggunakan jaring maupun jebakan diletakkan di persawahan.
Salah satu breeding site alias tempat bersarang bagi Gelatik Jawa yang relatif aman adalah Hotel Melia Purosani. Perjumpaan di kawasan Hotel Melia Purosani pada bulan November 2004 merupakan temuan pertama bagi Gelatik Jawa di wilayah Kotamadya Jogjakarta. Penemuan ini bersamaan dengan tahun keberhasilan didapatkannya sertifikasi Green Globe oleh pihak hotel. Sertifikat ini menjadi tanda bahwa hotel tersebut memiliki komitmen untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dalam aktivitasnya. Keberadaan burung endemik di kawasan hotel benar – benar menggembirakan karena burung ini tidak hanya sekedar singgah. Burung berparas lucu ini menggunakan pohon cemara sebagai tempat beristirahat dan memakai celah di bawah atap gedung untuk bersarang.
Pihak pengelola hotel ternyata tertarik dengan upaya melestarikan Gelatik Jawa khususnya dalam kawasan Hotel Melia Purosani. Upaya untuk menjaga agar burung ini betah dan terus berkembang biak telah diawali bekerjasama dengan para pengamat burung di Jogja. Kerjasama dalam bentuk pengamatan secara periodik disusul dengan desain papan interpretasi bagi tamu, birdfeeder dan nest box diharapkan dapat meningkatkan jumlah Gelatik Jawa di hotel tersebut.

Jumat, 03 Juli 2009

Budaya Gaul tuk Anak Muda

Orang bilang, kalo tahun ini rambut kita ngga segimbal Lenny Kravitz, maka kita ngga gaul. Kalo ngga gape main winning eleven atau ngga jago memainkan si Lara Croft kita bukan anak gaul, bahkan kalo seumur-umur kita belum pernah nginjek diskotik & pub, kita super ngga gaul, kacida (kata urang bandung mah).Menjadi anak gaul seolah menjadi impian setiap anak remaja, rasanya kita begitu save dan enjoy pergi kemana-mana kalo kita punya label gaul, ke sekolah ok, ke mall asyik, beredar di jalanan pun ok aja lagi.
Pokoknya kalo kita punya merk anak gaul, yang lain minggiiirrr!Sayangnya, banyak yang menafsirkan sosok anak gaul dengan tafsiran yang dangkal dan agak ganjil. Anak SD sekarang malu kalo belum merokok, disangka ngga gaul, anak SMP “fastabiqul” ngumpulin koleksi artis-artis idolanya ala Westlife, Greenday, dll. Malu kalo temannya main ke kamarnya ngga ada foto si Bryan atau si Sean. Anak SMU malu abis kalo masih jomblo dan ngga tau trik-trik menarik perhatian. Anak mahasiswa apalagi, banyak yang sudah ngga malu kalo sudah ngga virgin lagi. Iih ngeri yah, masa sih anak gaul mesti seperti itu? Apa bener anak gaul mesti punya ciri-ciri kayak yang diceritakan tadi?Sobat muda yang shaleh dan tetap ceria, coba deh kita tengok lagi kamus bahasa Indonesia kita, di sana jelas dikatakan bergaul artinya bercampur, berbaur, bermasyarakat.
Bahkan menurut kamus bahasa gaul sendiri, bergaul itu artinya supel, pandai berteman, nyambung diajak ngomong, periang, cerdas, dan serba tau info-info yang aktual, tajam dan terpercaya alias luwes wawasan.Jadi, ngga tepat dong kalo label anak gaul hanya diberikan kepada mereka-mereka yang punya puber, berpenampilan supergirl, makannya burger tapi kerjaannya cuma udar-ider.
Dan kayaknya lebih cocok kalo label anak gaul itu, buat sobat muda yang cerdas, luwes dan berwawasan luas, kalem, berpenampilan adem, jiwanya tentrem, kerjanya baca buku sampe malem dan hobinya shalat malem, plus ngga ketinggalan anak gaul itu mesti rame tapi ngga bikin rese. Sepakat???Lawan dari gaul adalah “kuper” alias kurang pergaulan. Sobat, dulu orang gampang aja ngecap seseorang itu anak gaul atau kuper. Kalo anaknya hip-hip hura kemana-mana bawa ganknya, penampilan nyentrik walau ngga komplit Nokia N-gage terbaru di tangan, ke kampus bawa kodok VW teranyar, itu anak gaul. Sebaliknya, kalo anaknya pendiam, pemalu, lugu, penampilan alakadarnya pokona mah ngolot lah, itu jelas anak kuper bahkan sebagian orang kerap mengidentikkan kekuperan dengan jilbab dan peci, “nyantri”, yang mojok di pinggiran keramaian kota. Astaghfirullahal adzim.Tapi jangan khawatir sobat muda, sekarang skornya jadi :
1 : 1 ketika ternyata di sekolah-sekolah favorit, di kampus-kampus bonafid, di perumahan-perumahan elit bahkan di kursi-kursi eksekutif mereka berpenampilan nyantri, bahkan skornya berbalik menjadi
1 : 2 saat sosok-sosok juara kelas dan siswa teladan, ketua senat pembela aspirasi umat, teknokrat yang taat, ilmuwan yang penuh pemahaman, hartawan yang dermawan, dan dokter yang berakhlak mulia, menjelma menjadi sosok gaul yang berbaur dengan masyarakat dan membawa rahmat bagi mereka.Wah seru ya jadi anak gaul yang dicintai kerabat, sahabat dan masyarakat di dunia dan akhirat. Hidup dengan enak tapi tidak seenaknya. Gimana caranya???Gini deh…
Pertama, kuasai informasi.
Filsafat modern mengatakan siapa yang menguasai informasi dialah yang menguasai dunia. Sobat, ingatlah di dunia ini hanya ada dua pilihan, dipengaruhi atau mempengaruhi. Jadilah Mr. Info yang serba tau dan jangan pernah ketinggalan berita-berita terkini dan tercanggih, sehingga kalo temen kamu butuh info sesuatu, pastikan bertanya sama kamu dan mendapat jawaban yang memuaskan. Jangan kalah sama mereka yang otaknya dijejali dengan menghapal seleb-seleb yang sama zodiaknya, lagu-lagu teranyar yang dirilis boys-band favoritnya, dll. Kalo sudah jadi Mr. Info, insya Allah ngga bakalan ada orang yang berani ngecap kamu kuper. Tapi ingat, tidak semua yang kita tau harus kita lakoni.
Kedua, harus ada nilai plus kesalehan.
Salah satu indikator dari kesalehan adalah baik budi pekerti/akhlak. Ngga ada cerita orang yang ngga suka sama anak shaleh. Anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, semuanya suka anak yang berbudi pekerti baik. Bukankah ketika Rasul ditanya oleh para sahabat, siapakah yang di antara hamba Allah yang paling dicintai Allah, beliau menjawab, “Yang terbaik budi pekertinya”. (At-Thabrani).
Ketiga, milikilah sahabat sejati.
Sebuah hikmah menyatakan manusia itu ibarat satu sayap yang tidak dapat terbang tanpa sayap yang satunya, dan di sanalah peranan seorang teman sejati yang mengokohkan kita saat kita oleng, yang mengingatkan kita saat kita khilaf, yang menuntun kita saat kita buta. Teman sejati inilah yang tidak dimiliki oleh anak-anak gaul yang meninggal dengan tragis akibat over dosis karena obat yang diberikan “sohib” karibnya. Teman sejati juga tidak dapat dimiliki dalam kehidupan tak bernorma ala homo homini lupus, siapa yang kuat dia yang dapat, ambil kesempatan urusan belakangan, sehingga timbullah makhluk-makhluk selingkuh, khianat dan munafik. Itulah akibatnya kalo kita salah pilih teman kepercayaan, kita merasa ditusuk dari belakang, sakit sekali dan di akhirat kita bisa gigit jari.Keempat, kalo sudah punya teman sejati sebagai pegangan, berlakulah seperti ikan di laut yang hidup di air asin tapi tubuhnya tidak berasa asin. Jangan menutup diri, berbaurlah, tapi jangan lebur. Ingat pesan Rasul, “Orang mukmin yang bergaul dengan orang lain dan tabah menghadapi gangguan mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan orang lain dan tidak tabah menghadapi gangguan mereka (At-Tirmidzi). Bukankah shalat berjamaah lebih utama daripada sendirian? Bukankah amal jama’i lebih mengesankan daripada amal sendirian? Dan bukankah sabda Rasul, “ Orang yang paling baik adalah orang yang paling banyak manfaatnya untuk manusia.
Generasi Keledai
ARDATH makin popular di kalangan remaja. Bukan merk rokok, tapi akronim 'Aku rela ditiduri asal tidak hamil.'Setiap orang - terlebih remajanya - memang mesti gaul. Sebab kita adalah 'mahluk gaul'. Dalam istilah sosiologi, Aristoteles menyebutnya zoon politicon. Meskipun secara bahasa, kamu-kamu juga pasti ada yang tahu kalau zoon politicon itu sebetulnya lebih tepat diartikan sebagai 'hewan gaul' daripada 'mahluk gaul'.Apa pun istilahnya, yang penting kita jangan seperti hewan dalam bergaul. Iya kan?
Sebab, menurut Plato manusia memiliki jiwa rohaniah yang tidak dimiliki hewan (Gerungan, 1996 : 5). Jiwa rohaniah berfungsi untuk menemukan nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan ini. Sedangkan Imam Al Ghazali mengatakan, pengetahuan manusia tentang kebenaran tergantung sepenuhnya pada sesuatu yang berada di luar akal manusia. Yaitu sesuatu yang lebih tinggi daripada akal. Dalilnya adalah firman Allah, "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu (Allah SWT), maka janganiah kamu termasuk orang-orang yang ragu." (QS. Al Baqarah : 147)Hati-hati
BergaulIntinya, kita kudu hati-hati dalam bergaul. Tidak setiap gaul itu baik. Jangan lantaran takut disebut kuper atau nggak gaul, kita lalu kebablasan. Sebab, ada saja yang terjerumus ke hal-hal negatif bahkan menyesatkan gara-gara salah gaul. Entah karena faktor ikut-ikutan (imitasi), kena pengaruh (sugesti), keliru mengidentifikasi, atau karena faktor lainnya.Oleh karena itu, ungkap L.Kohlberg, alasan moral (moral reasoning) harus senantiasa melandasi setiap sikap dan perilaku.
Lewat penalaran moral, termasuk di dalamnya pertimbangan nilai-nilai agama, seseorang akan berpikir positif untuk menentukan pilihan yang terbaik.Berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam suatu pergaulan, maka secara garis besar ada gaul yang islami, ada juga gaul yang tidak islami. Gaul yang tidak islami itu bisa berbau jahiliah, musyrik, ateis, dan 'bau-bau' lainnya - emangnya enak jadi orang 'bau', iya nggak!Celakanya lagi, meniru-niru gaul yang tidak islami, kita pun bisa digolongkan seperti mereka. Kan hadis Nabi SAW menyatakan, "Jika seseorang meniru-niru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka." Bisa gawat, dong.NgetrenTren, atau ngetren telah menjadi bagian dari gaul yang sarat imitasi, terutama peniruan nilai-nilai budaya Barat.
Mengikuti tren tertentu dianggap gengsi, sehingga tren jadi ukuran dalarn bergaul, berikut segala perilaku dan penampilan yang menyertainya. Mulai dari gaya berbusana (fesyen), gaya bersenang-senang (fun), hingga perilaku makah-minurn (food). Untuk mudahnya, sebut saja Tiga F'.Repotnya, karena dicekoki tren, seringkali membuat orang lepas dari etika, moral, bahkan lepas dari nilai-nilai agama. Tren dalam fesyen, misalnya, kalau nggak ketat, ya transparan atau buka-bukaan mengekspose aurat (terutama aurat perempuan), padahal memperlihatkan aurat dalam agama kita dianggap sudah ketinggalan zaman karena yang begitu itu adalah 'gaya hidup primitif, kalau tidak hendak dikatakan, maaf, tradisi bina plus...tang. Jelas kan, mana yang sejatinya kuno mana yang modern."....Sesungguhnya perempuan itu, apabila sudah baligh, tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan 'ini' dan 'ini'," kata Nabi kita sembari menunjuk muka dan teiapak tangannya.. (HR. Abu Daud)Masih banyak hadis lain, tapi itu saja dulu lah.Ada pula tren cowok meniru busana cewek, cewek meniru busana laki-laki. Katanya, unisex. Inipun jelas-jelas kebli-nger. Kata Nabi, "Laknat Allah kepada iaki-laki yang meniru perempuan, dan perempuan yang meniru laki-laki." (HR. Bukhari)Kita beralih ke soal fun. Paling banyak ditandai pacaran, pergi ke (atau mangkal di) tempat-tempat hiburan. Pacaran sekarang cenderung mengarah pada zina (ngeseks), sedangkan di tempat-tempat hiburan seringkali terjadi ngedrink, nge-drug, dan ngegambling.
Jadi sudah sangat jelas penyimpangannya dari moral atau nilai-nilai agama.Allah memperingatkan, "Kalian telah terlena oleh melimpahnya kesenangan, sehingga tibalah saatnya kalian di tepi jurang." (QS At Takatsur : 1-2)"Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir dan mereka memandang hina orang-orang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat..." (QS Al Baqarah : 212)PacaranDari pacaran yang dikira bagian dari 'gaji!', timbullah gejala sosial di kalangan rernaja. Nggak peduli di kota ataupun di desa.
Orang yang tidak senang pacaran dianggap tidak laku, tidak gaul, atau kuper. Walah, walaaah.... Ada-ada saja, ya !Salah satu gejala negatifnya ialah adanya berbagai perilaku yang menjadikan pacar sebagai suatu kebanggaan pergaulan. Ada semacam ajang pamer pacar. Entah di sekolah, di kampus, di mall, di tempat hiburan, di pesta atau di tempat lainnya."Gimana Bob! Kece nggak cewek gua," bisik Coy pada temannya. "Boleh juga. Trus, gimana dengan cewek gua," balik si Bob, juga berbisik."Kalau wajah, jelas kalah sama cewek gua. Tapi soal bodi, gua akuin deh, cewek lu lebih bahenol."Walah! Pacar itu barang, kali !?Karena pacaran dianggap 'gaul', dan untuk mendapatkan pengakuan sebagai 'anak gaul', banyak remaja yang belum punya pacar cepat-cepat nyari pacar.
Lingkungan gaulnya pun ngumpul bareng bersama pacar.Sekolah atau kampus menjadi ajang pacaran. Sepulang sekolah atau kuliah, kembali pacaran. Bahkan pada saat-saat lainnya, ada agenda wakuncar, apel mingguan, dan seterusnya. Begitu banyak waktu tersita untuk pacaran, menyebabkan pelajaran, kuliah dan hal-hal penting lainnya menjadi terabaikan. Padahal dana untuk pacaran diperoleh dari hasil 'unik' (usaha nipu kolot = orang tua). Sebab umumnya mereka belum bisa cari duit sendiri.Premarital sexYang lebih gawat dan bikin repot keluarga adalah sinyalemen Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, bahwa pacaran mengarah atau mendorong terjadinya hubungan seks di luar nikah (premarital sex), membuat kepribadian remaja menjadi labil, pelajaran terganggu karena konsentrasi sering terhambat oleh lamunan atau khayalan sex (Singgih, 1993:94) Apalagi, bila premarital sex itu menyebabkan kehamilan. Nah, lho !Seks di luar nikah merupakan kegagalan seorang remaja mengendalikan diri sehingga menjadi budak hawa nafsu birahi, budak setan.
Meskipun dalihnya, 'atas nama cinta'. Gombal!Kehamilan di kalangan remaja putri, ternyata bukan cerita baru. Menurut data dr Biran Afandi di Jakarta, selama 1987 saja sudah terdapat 284 remaja putri yang hamil di luar nikah. (Assalam, Oktober 2002). Tuh, kan?Belakangan, remaja sekarang katanya makin 'pinter'. Tapi, pinter yang keblinger. Mereka sudah mengenal aiat-alat kontrasepsi, seperti kondom, pil dan suntik anti kehamilan, termasuk hubungan seks dengan cara rythm method (pantang berkala). "Biar nggak hamil," katanya. Begitulah kalau sudah berprinsip ARDATH: Aku Rela Ditiduri Asal Tidak Hamil. Trus, biar asal tidak dosa-nya, gimana ?Simak dong firman Allah, "Dan janganlah kamu dekati zina (mengarah ke berbuat zina, seperti berpandang-pandangan, berdua-duaan, bergandengan, dan seterusnya), sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk." (QS Al Isra : 32)Antara enak dan halal.Setelah fesyen dan fun, maka F yang ketiga adalah food (makanan-minuman). Ternyata masih ada saja remaja kita rnerasa bahwa makan di KFC, Pizza Hut, Wendys, McDonald, dan fast food ala Barat lainnya, merupakan tren dan bergengsi, tanpa mempedulikan kehalalannya.
Sedangkan makan di warteg dianggapnya, yaa...kampungan lah.Betapa noraknya kita ! Di Amrik, tempat-tempat makan seperti itu masuk kategori rendahan. Apalagi menurut ahli gizi di Amerika sendiri, ada fast food atau makanan ala Amrik yang dianggap garbage food, alias 'makanan sampah’. Sebab, kandungan gizinya sangat tidak sesuai dengan standar gizi yang sehat untuk tubuh.Boleh-boleh saja kita menikmati jenis makanan-minuman yang 'bermerek dunia'. Namun sebagai muslim, kita tetap harus memperhatikan halal-haramnya.
Lebih baik kita makan ala kadarnya tapi lengkap unsur gizi, protein dan seratnya serta jelas kehalalannya, tidak subhat.Ingat, Allah telah mengingatkan kita, "...Makanlah sebagian dari makanan yang ada di bumi yang halal dan baik - halalan thayyiban - dan jangan ikuti perilaku setan, karena setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS Al Baqarah ; 168)Nah, remaja muslim tinggal memilih mau jadi "generasi rabbani' sesuai tuntunan Ilahi, atau mau jadi 'generasi keledai' seperti disebut dalam Al Quran surah Al Jumu'ah ayat 5, "...ibarat keledai.... Itulah seburuk-buruk perumpamaan bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim."

Mengenal kecerdasan Emosional Remaja

Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi.
Pada masa remaja (usia 12 sampai dengan 21 tahun) terdapat beberapa fase (Monks, 1985), fase remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun), remaja pertengahan (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun) masa remaja akhir (usia 18 sampai dengan 21 tahun) dan diantaranya juga terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya. Fase pubertas ini berkisar dari usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 16 tahun (Hurlock, 1992) dan setiap individu memiliki variasi tersendiri. Masa pubertas sendiri berada tumpang tindih antara masa anak dan masa remaja, sehingga kesulitan pada masa tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami kesulitan menghadapi fase-fase perkembangan selanjutnya. Pada fase itu remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak baik pada bentuk fisik (terutama organ-organ seksual) dan psikis terutama emosi. Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya.Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif.

Apa Sih Kecerdasan Emosional

Goleman (1997), mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
Sementara Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya, kecerdasaan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dikatakannya bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasaan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain. Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain).

Komponen-Komponen Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Goleman (1995) mengungkapkan 5 (lima) wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : Mengenali emosi diri
Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.
Mengelola emosi : Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila : mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri.
Memotivasi diri
Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut : a) cara mengendalikan dorongan hati; b) derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; c) kekuatan berfikir positif; d) optimisme; dan e) keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.Mengenali emosi orang lain
Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.
Membina hubungan dengan orang lain
Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseroang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan.Dengan memahami komponen-komponen emosional tersebut diatas, diharapkan para remaja dapat menyalurkan emosinya secara proporsional dan efektif. Dengan demikian energi yang dimiliki akan tersalurkan secara baik sehingga mengurangi hal-hal negatif yang dapat merugikan masa depan remaja dan bangsa ini.